REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok mendorong pembentukan Kampung Peduli Tuberkulosis (Kapitu) di 28 kelurahan pada tahun 2023. Sementara saat ini telah tercatat ada 35 Kapitu yang terbentuk dari total 63 kelurahan yang ada di wilayahnya.
"Sudah ada menu wajib kelurahan untuk pembentukan Kapitu, sehingga harapannya setiap kelurahan dapat membentuknya. Dinkes nantinya akan memberikan pendampingan," jelas Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati usai acara Penguatan Kapitu Menuju Eliminasi TBC Tahun 2030 di Auditorium RS Universitas Indonesia (UI) dalam rilis Pemkot Depok.
Mary mengatakan, melalui penguatan Kapitu diharapkan dapat mendorong terbentuknya Kapitu di wilayah lain yang belum memilikinya. Dengan begitu, diharapkan bisa memunculkan kesadaran bersama akan pentingnya menuntaskan permasalahan TBC di Kota Depok.
"Karena salah satu peran dari Satuan Tugas (Satgas) Kapitu itu adalah menghilangkan stigma, mungkin pasien merasa malu, tidak mau diketahui. Sebab, TBC itu bisa dicegah, bisa diobati dan bisa disembuhkan," ujarnya.
Menurutnya, pengentasan masalah TBC di Kota Depok, membutuhkan peran dari seluruh pihak. Baik itu komunitas, masyarakat serta multisektor lainnya dalam penanggulangan TBC.
"Puskesmas sehari-harinya tidak dapat mengawasi sepenuhnya, sebab obat TBC ini adalah long term, enam bulan harus diminum setiap hari. Ketika kita memberikan obat itu apakah betul dikonsumsi atau tidak oleh si pasien, disinilah kita butuh Pengawas Penelan Obat (PPO) untuk memastikan," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) (Dinkes) Kota Depok, Umi Zakiati mengatakan, Kapitu merupakan wadah atau forum komunikasi terpadu antara masyarakat dengan lintas program dan sektor di wilayah kelurahan. Dalam hal melakukan pencegahan dan pengendalian TBC.
"Yakni melalui pelacakan dan pendampingan pengobatan serta sosialisasi dan promosi, termasuk skrining Tuberkulosis," katanya.