REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, jajarannya secara intensif melakukan sosialisasi terkait bahaya penyakit Tuberkulosis (TBC). Langkah itu guna meningkatkan pemahaman dan kesadaran di masyarakat tentang bahaya penyakit tersebut.
"Semoga upaya sosialisasi yang terus dilakukan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat sehingga nol TBC di Kota Depok dapat terwujud," kata Mary di Kota Depok, Jawa Barat, Jumat (6/1/2023).
Mary mengatakan, Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Cabang Kota Depok juga berkontribusi terhadap penanggulangan TBC. Pasalnya, mereka juga ikut menggelar kegiatan untuk mengedukasi masyarakat.
"Kontribusi yang diberikan PPTI Cabang Kota Depok, di antaranya membentuk Laskar TB yang merupakan kader TB remaja dan pembentukan Kids for TB yang merupakan kader TB di tingkat SD atau sederajat. Kader PPTI yang tersebar di 11 kecamatan," katanya.
Selanjutnya, tambah Mary, PPTI Cabang Kota Depok juga berperan dalam pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Kampung Peduli Tuberkulosis (Kapitu). Tugas Satgas Kapitu adalah memberi inovasi Kota Depok dalam upaya penanggulangan TBC di tingkat kelurahan.
Kepala UPTD Puskesmas Cinere, Rahmina Dewi menyatakan, sosialisasi terkait penyakit TBC sangat penting dilakukan sebagai upaya untuk menekan jumlah warga yang terpapar. "Sebab, penyakit yang menyerang paru-paru ini ditengarai lebih berbahaya dari Covid-19," katanya.
Rahmina mengatakan, sosialisasi tersebut untuk meningkatkan pengetahuan para satgas TB sekaligus bisa mengedukasi warga di lingkungan masing-masing tentang bahaya penyakit tu. "Penyakit TB bisa dicegah dengan melakukan pola hidup sehat, tidak merokok, cukup istirahat, mengonsumsi makanan bergizi dan melakukan olahraga secara teratur," ucapnya.
Menurut Rahmina, penyakit TBC bisa disembuhkan dengan cara rutin melakukan pengobatan dan disiplin mengonsumsi obat-obatan yang diberikan oleh dokter. "Gejala yang muncul jika seseorang mengalami penyakit ini, antara lain batuk berdarah, deman, sesak napas, dan berat badan menurun," ujarnya.