REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau, M Edy Afrizal, mengatakan sepanjang Januari hingga 10 Maret 2023, luas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Riau mencapai 16 hektare. Edy mengklaim penanganan karhutla berjalan cukup baik karena diantisipasi lebih awal.
"Alhamdulillah, jika dibandingkan tahun lalu, total luas karhutla di Riau menurun. Sekarang dari Januari sampai 10 Maret 2023, luas karhutla 16 hektare," kata Edy, Ahad (12/3/2023).
Terakhir berdasarkan data yang dihimpun hingga Jumat (10/3/2023) kemarin, menurut Edy terdeteksi ada 4 titik panas di Riau.
Keempat hotspot ini berada di level confidence 30-79 persen atau kategori sedang. Yakni, dua titik panas terdeteksi satelit SNPP dan NOAA20 di Kecamatan Bunga Raya, Siak.
Sedangkan, satu titik di Dumai terdeteksi satelit NOAA20 di Kecamatan Sungai Sembilan. Selanjutnya, satu titik di Rohil terdeteksi SNPP di Kecamatan Tanah Putih.
Saat ini kata Edy pihaknya belum ada menerima laporan terbaru tentang adanya kebakaran lahan maupun hutan. Setidaknya sudah ada lima daerah yang menetapkan status siaga darurat Karhutla. Yakni, Kota Pekanbaru, Kabupaten Bengkalis, Meranti, Siak dan Rokan Hulu.
Sedangkan, ketujuh daerah yang belum menetapkan status siaga darurat Karhutla adalah Kabupaten Pelalawan, Kuansing, Rokan Hilir, Kampar, Indragiri Hilir, Indragiri Hulu dan Kota Dumai.
"Kami mendorong agar kabupaten kota yang belum, untuk dapat menetapkan status siaga darurat karhutla," kata Edy.