REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insiden terbakarnya Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, mendapat atensi yang serius dari pemerintah pusat. Presiden Jokowi hadir ke posko pungungsian di RPTRA Rasela pada Ahad (5/3/2023).
Jokowi didampingi Menko PMK Muhadjir Effendy, Menteri BUMN Erick Thohir, PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi, beserta Kapolda dan Pangdam Jaya menyatakan bahwa ke depan masyarakat tidak boleh lagi bermukim di kawasan yang berdampingan dengan Depo Pertamina, mengingat hal tersebut sangat rentan terhadap bencana kebakaran.
“Saya prihatin dengan kejadian ini, semuanya (para pengungsi) sabar. Pemerintah akan bekerja maksimal, kawasan ini bahaya. Tidak bisa ditinggali lagi, harus ada solusi. Bisa saja Depo Plumpang ini digeser atau penduduknya (yang harus direlokasi)” kata Jokowi saat menemui para pengungsi
Presiden memberikan bantuan sembako dan uang tunai kepada masyarakat. Dengan harapan dapat meringankan beban para korban dalam memenuhi kebutuhan pasca terjadinya kebakaran yang telah merenggut 19 nyawa penduduk di area tersebut. “Ini ada sedikit bingkisan, dibagi yang rata. Semoga yang masih belum ditemukan lekas kembali. Saya minta keamanan dan keselamatan masyarakat harus menjadi titik utama" kata dia di Tenda Pengungsian, Plumpang, Jakarta Utara.
Kebakaran Depo Pertamina yang terjadi pada Jumat malam (3/3/2023) tersebut hingga berita ini ditulis sedikitnya memakan korban 73 jiwa, di antaranya 17 jiwa meninggal, 51 jiwa luka-luka dan 3 jiwa dalam pencarian. Pemerintah dan stakeholder terkait telah menyediakan dua lokasi posko. Posko pertama berada di RPTRA Rasela, yang telah didirikan lima tenda. Kedua berada di PMI Jakarta Utara, yang menyediakan empat tenda.
“Saya tidak sempat menyelamatkan surat-surat berharga kami, hanya berpikir gimana caranya nyawa aja (bisa selamat). Sisa baju ini aja (yang tersisa),” kata Taufik salah satu korban di tenda pengungsian RPTRA Rasela.
Di kedua lokasi pengungsian dan tempat terjadinya kebakaran banyak relawan dan organisasi masyarakat yang saling berjibaku membantu para korban. Aparat kepolisian juga hingga kini masih menyisir area padat tersebut, menurunkan beberapa anjing pelacak (K-9) guna membantu proses evakuasi. Kemensos dan Baznas turut menyediakan trauma healing bagi anak-anak dibawah umur, dengan memberikan kegiatan-kegiatan positif.
Satu di antara kelompok relawan tersebut ialah Yayasan Artha Graha Peduli (AGP) yang telah hadir sejak terjadinya insiden si jago merah tersebut. Mereka bersinergi, bersama TNI-Polri membantu korban dan memberikan bantuan logistik, seperti makanan ringan dan kebutuhan mendesak yang lain.
Tim AGP juga ikut serta membantu menyiapkan makanan cepat saji, mereka bekerja sama dengan TNI di tenda Koramil membuka dapur umum. Saat datang bantuan dari beberapa pihak seperti bantuan Kapolri, mereka dengan cepat langsung membantu mendistribusikan paket-paket tersebut. Untuk diketahui, AGP turut menurunkan tim Medis (AGP Kesehatan).
Baca juga : Kunjungi Korban di Rumah Sakit, Direksi Pertamina Patra Niaga akan Tanggung Jawab Penuh