REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Terdapat beberapa dampak negatif yang di timbulkan media sosial antara lain Keleluasaan berdiskusi di media sosial menyiratkan beberapa dampak negatif. Salah satu yang dipotret ialah hadir dan meningkatnya intensitas ujaran kebencian (hate speech).
Anggota DPR RI Komisi I, Taufiq R Abdullah, menjelaskan secara sederhana, hate speech ini merujuk pada ekspresi menghasut, menyebarkan, membenarkan kebencian yang biasanya berkaitan dengan suku ras, dan agama yang dapat mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.
Dia mengatakan, media sosial juga berpotensi menyebabkan gangguan psikis akibat penggunaan media sosial secara berlebihan.
Ada istilah tentang adiksi dan terisolasi karena internet, salah satunya berkumpul tapi tidak saling berinteraksi karena manusia tetaplah manusia sebagai mahluk sosial yang membutuhkan interaksi sosial secara langsung sesama manusia.
Dia mengingatkan, aktivitas di media sosial diawasi Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Harus lebih berhati-hati dalam berinteraksi di media sosial.
“Terlebih lagi, di media sosial kita juga harus memperhatikan perasaan khalayak ramai sebelum kita berkomentar lebih jauh terhadap salah satu isu yang beredar di media sosial,” ujar dia, dalam Literasi Digital bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator” dengan tema Bijak Berkomentar di Ruang Digital, Selasa (14/2/2023), dalam keterangannya, Rabu (15/2/2023).
Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Banjarnegara, Nafis Atoillah, mengatakan perundang-undangan tentang pembatasan konten di media sosial salah satunya KUHP.
Contoh kasusnya adalah Ariel dijerat Pasal 282 tentang mempertunjukkan di muka umum tulisan, gambaran, atau benda yang isinya melanggar kesusilaan Ariel. Sementara untuk UU Pornografi Ariel dijerat Pasal 4 jo Pasal 29.
Wakil Dekan 1 Fikom Universitas Pancasila, Muhamad Rosit, memberikan kiat menghindari berita hoaks agar bisa terhindar dari kegiatan media sosial yang kurang baik.
Di antaranya membaca berita dari sumber yang kredibel, cek fakta, pembaca harus bisa membedakan antara fakta dan opini, lihat alamat situs yang menyebarkan berita, dan jangan menelan mentah-mentah informasi dari internet.
“Baca sumber lain, jangan mudah terprovokasi, selalu ingat, tidak semua yang ada di internet itu benar,” papar dia.