REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPR RI Puan Maharani berkunjung ke kantor Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Ada sejumlah pesan yang disampaikan oleh Puan, termasuk upaya pencegahan polarisasi di tahun politik jelang Pemilu 2024.
Kedatangan Puan ke PTRI PBB merupakan undangan dari Wakil Tetap RI (Watapri) untuk PBB di New York atau Dubes RI untuk PBB, Arrmanatha Christiawan Nasir, Senin (13/2/2023) waktu setempat. Pertemuan yang dibalut dalam jamuan makan siang itu juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslan dan Konsul Jenderal Republik Indonesia (Konjen RI) New York, Winanto Adi.
Puan datang ke PTRI New York di sela-sela menghadiri perhelatan Annual Parliamentary Hearing at the United Nations di Markas PBB, New York, yang bertemakan tentang pengelolaan air yaitu ‘Water for People and the Planet: Stop the Waste, Change the Game, and Invest for Future’. Ia didampingi oleh anggota DPR RI, Charles Honoris dan Irine Yusiana Roba Putri.
Kepada jajaran staf PTRI New York, Puan mengucapkan terima kasih karena telah memberi dukungan atas kunjungan kerja DPR RI ke PBB. Ia juga mengaku senang dapat bertemu dengan para staf PTRI New York sekaligus berdiskusi bersama mengingat saat ini dunia tengah berada dalam era saling ketergantungan (interdependent world) dan era real time.
“Karenanya Perwakilan RI di luar negeri harus lebih jeli melihat kebijakan ataupun kejadian yang berdampak bagi Indonesia. Di sisi lain, juga perlu lebih jeli melihat peluang yang ada,” kata Puan.
Menurutnya, laporan dari Perwakilan bukan saja tentang apa yang terjadi (factual report is not enough), seperti yang sudah diberitakan oleh media internasional. Namun juga, kata Puan, perlu dilihat bagaimana dampaknya bagi Indonesia dan peluang apa yang ditimbulkan.
“Krisis silih berganti yang sudah menjadi bagian new normal, karenanya Perwakilan RI perlu lebih antisipatif mencermati kemungkinan terjadinya krisis global ataupun regional, karena suatu kejadian di negara perwakilan. Jangan sampai kita telat mengantisipasi terjadinya suatu krisis,” tuturnya.
Puan menambahkan, perwakilan Indonesia di Amerika Serikat (AS) dan PTRI New York perlu berkontribusi membangun jembatan (bridge building) memobilisasi kerjasama global dan membangun saling kepercayaan. Apalagi kini dunia tengah terbelah (fragmented world) karena persaingan kekuatan besar.
“Kita perlu mencari isu yang mana semua negara dapat duduk bersama, mencari solusi. Kita dapat melakukan kerja sama global untuk isu air bersih, dan sanitasi; isu perubahan iklim; atau isu bencana,” pesan Puan.
Lebih lanjut, ia mengingatkan PTRI untuk terus bekerja dalam upaya menjamin perdamaian dan kesejahteraan masyarakat global. Menurut Puan, perwakilan Indonesia harus menjadi garda terdepan untuk menjembatani perbedaan antar negara dan mendorong lebih besar kerja sama internasional.
“Perwakilan RI di PBB juga perlu berada di garis depan dalam pembahasan isu-isu global. Sehingga kita dapat mempengaruhi agenda setting dan pembahasan suatu isu. Jika tidak dilakukan maka Indonesia hanya akan mendapat dampak pembahasan suatu isu global,” kata mantan Menko PMK itu.
Puan pun menekankan soal isu perlindungan dan pembinaan WNI di luar negeri yang harus terus menjadi perhatian.
“Kiranya perlu terus dipupuk rasa cinta Indonesia termasuk nilai Pancasila bagi WNI yang tinggal di AS. Dan perwakilan RI perlu melanjutkan upaya perlindungan WNI yang telah semakin baik saat ini,” tegas Puan.
PTRI juga diingatkan mengenai dunia yang sedang mengalami berbagai tantangan global, mulai dari ketidakpastian ekonomi akibat Covid-19 dan perang di Ukraina, dampak perubahan iklim, ancaman resesi ekonomi, serta ancaman krisis pangan dan energi.
Di sisi lain, Puan menyoroti soal berbagai permasalahan regional seperti krisis politik dan kemanusiaan di Myanmar hingga pengungsi Rohingya yang telah memasuki wilayah Indonesia.
“Dalam menghadapi tantangan tersebut, Indonesia tentu terus meningkatkan perannya dalam menciptakan perdamaian dunia sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia,” papar peraih 2 gelar Doktor Honoris Causa itu.
Ditambahkan Puan, Indonesia sendiri telah berhasil menggalang kekuatan global melalui kepemimpinan di berbagai forum internasional. Menurut Puan, Indonesia harus membangun komitmen agar bisa memanfaatkan posisi keketuaan tersebut demi memperjuangkan kepentingan bangsa yang bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
“Perlu saya sampaikan juga bahwa dalam menghadiri forum Parliamentary Hearing di PBB kali ini, saya mengemban misi untuk terus menggalang kerjasama multilateral untuk perbaikan tatakelola sumber daya air dan sanitasi,” urai Puan.
“Kita melihat perbaikan tatakelola sumber daya air merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya percepatan pencapaian target pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030,” sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.
Puan juga menyampaikan kinerja DPR RI, khususnya dalam berbagai agenda strategis di tahun 2023, baik dari sisi legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Puan pun mengingatkan mulai tahun 2023 ini Indonesia sudah menghadapi tahun politik jelang Pemilu serentak 2024. Dalam pesta demokrasi mendatang, ia mengajak semua elemen bangsa bekerja maksimal agar tercipta suasana damai, kondusif, dan demokratis, termasuk kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri.
“Diharapkan tahun politik ini tidak menyebabkan polarisasi di masyarakat. Persaingan antar partai politik tidak perlu menjadi suasana tidak nyaman bahkan terbelah di tingkat masyarakat,” sebutnya.
Menurut Puan, kantor perwakilan negara di luar negeri harus bisa menjaga nama baik Indonesia. Untuk itu peran serta PTRI, KBRI, dan Konjen RI dibutuhkan dalam mengupayakan kondusivitas masyarakat di luar negeri saat Pemilu.
“Kantor Indonesia di luar negeri adalah cermin kita sebagai warga Indonesia. Jangan sampai kita sudah adem ayem kaya gini, hanya karena ada masalah perbedaan yang harusnya cuma bisa terjadi di bilik pencoblosan, jadi timbul permasalahan. Di luar bilik pemungutan suara, kita tetap saudara, sesama warga Indonesia,” tambah Puan.
Puan berharap apa yang disampaikannya dapat menjadi refleksi bersama dalam upaya memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.
“Semoga kedatangan saya dan delegasi dapat menambah semangat rekan-rekan untuk terus menjalankan tugas dan memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia,” tutup Puan.