Selasa 07 Feb 2023 20:21 WIB

Mencari Dukungan untuk Muslim Ukraina di Indonesia

Empat delegasi tokoh masyarakat sipil senior Ukraina mencari dukungan di Indonesia

Pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Crimea SOS yang berkontribusi pada de-okupasi dan reintegrasi Krimea ke Ukraina, Alim Aliev saat berbincang dengan Republika
Foto: Republika/Fuji E Permana
Pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Crimea SOS yang berkontribusi pada de-okupasi dan reintegrasi Krimea ke Ukraina, Alim Aliev saat berbincang dengan Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Invasi Rusia di Ukraina sudah berlangsung selama hampir satu tahun. Di tengah perang yang terus berkecamuk, empat delegasi tokoh masyarakat sipil senior Ukraina berkunjung ke Indonesia pada 6-10 Februari 2023.

Jurnalis Republika, Rizky Jaramaya dan Ferry Kisihandi berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Alim Aliev pada Selasa (7/2/2023). Dia adalah wakil direktur jenderal Institut Ukraina yang mempromosikan Ukraina dan pakar hubungan bilateral melalui diplomasi publik dan budaya.

Aliev merupakan seorang Muslim dari Tatar Krimea. Mantan jurnalis ini aktif dalam isu hak asasi manusia, kurator bidang pendidikan, budaya dan penelitian. Aliev juga pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Crimea SOS yang berkontribusi pada de-okupasi dan reintegrasi Krimea ke Ukraina. Aliev aktif di Dewan PEN Ukraina, yaitu LSM yang melindungi kebebasan bicara dan hak penulis.

Invasi Rusia di Ukraina sudah berjalan hampir satu tahun, bagaimana kondisinya sekarang?

Sekitar 10 juta orang Ukraina mengungsi ke negara lain, termasuk anak-anak dan perempuan karena serangan Rusia. Tapi banyak juga warga Ukraina yang menetap untuk berjuang. Jadi warga Ukraina terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu warga yang bergabung dengan militer Ukraina (dan berada di garda depan), dan kelompok lainnya menjadi sukarelawan untuk membantu militer Ukraina dan bantuan kemanusiaan.

Kami tidak hanya memperjuangkan negara kami, tapi kami juga berjuang untuk kebebasan, identitas, dan martabat kami. (Presiden Rusia Vladimir) Putin mengatakan bahwa Rusia dan Ukraina adalah satu kesatuan. Rusia tidak mengakui bahasa Ukraina. Ini adalah bentuk imperialisme Rusia. Mereka ingin mengkolonisasi semua yang ada di Ukraina, termasuk budaya kami.

Anda bersama dengan delegasi masyarakat sipil Ukraina berada di Indonesia selama satu pekan, apa yang ingin Anda sampaikan kepada Indonesia?

Rusia punya banyak sumber daya untuk propaganda. Oleh karena itu penting bagi kami (delegasi masyarakat sipil Ukraina) untuk menyampaikan hal yang benar. Kami ingin membangun hubungan kolektif antara komunitas Ukraina dan Indonesia. Karena sangat penting untuk membangun koneksi di berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, ekonomi, dan budaya. Presiden Anda (Joko Widodo) juga telah berbicara dengan Presiden (Volodymyr) Zelenskyy dan ini sangat penting untuk membangun koneksi.

Apa yang Anda harapkan dari Pemerintah Indonesia?

Kami mengharapkan ada dukungan untuk komunitas Muslim Ukraina. Rusia selalu mengklaim bahwa mereka mendukung umat Muslim, tapi itu tidak benar. Rusia justru menyiksa umat Muslim. Salah satu teman saya ditangkap dan dijebloskan ke penjara (oleh Rusia) atas tuduhan terorisme dan ekstremisme. Rusia menuding komunitas Muslim Ukraina sebagai teroris dan ekstremis.

Kami juga mengharapkan Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kepada anak-anak Ukraina, pendidikan, dan kesehatan. Saya baru beberapa hari berada di Indonesia, tapi saya merasakan dukungan yang sangat besar dari Indonesia untuk Ukraina dan saya sangat mengapresiasi.

Menurut Anda seberapa penting keterlibatan pemuka agama dan komunitas Muslim Indonesia terhadap krisis di Ukraina?

Ini sangat penting, terutama bagi organisasi Muslim Ukraina dan Indonesia untuk membangun koneksi serta kerja sama. Seorang mufti Ukraina yang terkemuka bergabung dengan paramedis untuk membantu tentara Ukraina dan mengobati warga sipil yang cedera.

Bagaimana kehidupan umat Muslim Ukraina selama perang?

Banyak Muslim yang bergabung di garis depan. Di Kota Mariupol kami punya satu masjid besar yang dihancurkan oleh Rusia. Kendati masjid kami sudah dihancurkan, kami tetap beribadah seperti biasa, kami bisa shalat dimana saja. Termasuk Muslim yang berada di garda depan, mereka juga tetap menjalankan ibadah.

Saya ingat ketika kami merayakan Idul Fitri, banyak orang datang berbondong-bondong ke masjid. Muslim dari Tatar Krimea dan komunitas Muslim Ukraina lainnya saling bercengkrama membangun silaturahim, serta merayakan Idul Fitri bersama di Kiev.

Departemen Keagamaan di bawah Kementerian Kebudayaan Ukraina rutin berkomunikasi dengan organisasi Muslim. Banyak ulama Muslim Ukraina  yang aktif bergerak di komunitas masyarakat. Solidaritas Muslim Ukraina sangat kuat.

Menurut Anda, bagaimana menghentikan perang ini?

Saya harap perang ini segera berakhir. Bagi kami kemenangan adalah ketika tentara terakhir Rusia keluar dari wilayah teritorial Ukraina, termasuk Krimea. Kemenangan bagi kami adalah tidak ada lagi pendudukan (Rusia) di wilayah teritorial Ukraina, termasuk di Krimea, Donetsk, dan wilayah lainnya. Invasi Rusia ini tidak hanya perkara saling bunuh, tapi mereka juga menghancurkan identitas, dan kebudayaan Ukraina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement