Ahad 22 Jan 2023 11:53 WIB

Sebanyak 487 Orang Meninggal Akibat HIV-AIDS di Tangerang

Di Kabupaten Tangerang, tercatat ada 487 orang yang meninggal akibat HIV-AIDS.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
HIV/AIDS (Ilustrasi). Di Kabupaten Tangerang, tercatat ada 487 orang yang meninggal akibat HIV-AIDS.
Foto: Flickr
HIV/AIDS (Ilustrasi). Di Kabupaten Tangerang, tercatat ada 487 orang yang meninggal akibat HIV-AIDS.

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Tangerang mencatat ada sebanyak 487 orang yang meninggal dunia akibat penyakit HIV-AIDS. Data tersebut merupakan akumulasi dari awal mula ditemukannya kasus tersebut pada 1998.

“Untuk kasus kematian pada ODHIV (orang dengan HIV) sendiri secara kumulatif yang dilaporkan dan tercatat sejak tahun 1998 kasus HIV-AIDS ditemukan di Kabupaten Tangerang, sampai dengan Desember 2022, yakni sebanyak 487 kasus,” kata Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV-AIDS Kabupaten Tangerang, Efi Indarti, kepada Republika, Sabtu (21/1/2023).

Baca Juga

Data yang sama menunjukkan, ODHIV yang lolos follow up pengobatan ARV (antiretroviral) sebanyak 725 kasus. Dan ODHIV yang rujuk keluar atau berpindah layanan selain fasilitas kesehatan Kabupaten Tangerang sebanyak 758 orang.

Berdasarkan penuturan Efi, tren penularan HIV-AIDS di Kabupaten Tangerang mengalami perubahan pada masa pertama kali ditemukan dibanding dengan beberapa tahun terakhir ini. Setidaknya dalam empat tahun, faktor yang mendominasi penularan adalah hubungan seksual.

“Epidemi HIV dan pola penularan HIV di Kabupaten Tangerang telah berubah, pada awal kasus ditemukan didominasi penularan HIV melalui penggunaan narkotika suntik, empat tahun belakangan pola penularan berubah didominasi hubungan seksual,” terangnya.

Adapun kalangan yang mendominasi yakni laki-laki. Berdasarkan catatannya, peningkatan kasus HIV-AIDS paling banyak terjadi pada kalangan lelaki seks lelaki (LSL) atau homoseksual.

“Indikasi peningkatan kasus HIV di kalangan LSL diketahui dari jenis kelamin orang yang HIV positif, yaitu laki-laki dan latar belakang perilaku seksual, yang menyebabkan terinfeksi HIV adalah hubungan seksual sesama laki-laki,” tuturnya.

Masih berbicara tentang tren penularan HIV/AIDS, Efi melanjutkan, di samping didominasi kalangan laki-laki, penularan HIV-AIDS juga cukup banyak terjadi pada ibu rumah tangga. Hal itu sangat perlu untuk diwaspadai, terlebih juga ditemukan kasus tersebut dialami oleh balita.

“Meskipun dominasi kasus HIV-AIDS yang ditemukan adalah laki-laki, perlu diwaspadai penularan dari laki-laki kepada ibu rumah tangga. Karena berdasarkan data yang ditemukan, kasus pada balita rata-rata hampir tujuh balita per tahun kasus HIV positif di tempat layanan maupun lebih dari lima balita data kasus pada populasi yang berdomisili di Kabupaten Tangerang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement