REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menilai wajar jika elektabilitas Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, hingga Puan Maharani mengalami peningkatan imbas dari kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi). Justru hal sebaliknya terjadi kepada Anies Baswedan yang mengalami penurunan.
"Pak Anies Baswedan mengalami penurunan itu juga membuktikan bahwa masyarakat menilai bahwa Pak Anies Baswedan merupakan antitesis dari Presiden Jokowi. Sehingga ketika Pak Jokowi naik, kemudian Anies mengalami penurunan, itu merupakan kognisi masyarakat," ujar Hasto dalam diskusi yang digelar Indikator Politik Indonesia, Rabu (4/1/2023).
Setelah itu, ia membicarakan terkait calon wakil presiden (cawapres) yang disebutnya dapat menjadi kunci terbentuknya koalisi. Hal tersebutlah yang menjadi penilaian PDIP dalam membangun kerja sama politik dengan partai politik lain.
"Titik temu dari approval rating terhadap elektoral calon-calon wakil presiden tentu saja nanti akan menjadi suatu kunci di dalam membangun koalisi setelah capres itu ditetapkan oleh partai," ujar Hasto.
Cawapres yang menjadi kunci terbentuknya koalisi terbukti dari pemilihan presiden (Pilpres) 2019. Saat itu, Joko Widodo memilih KH Ma'ruf Amin sebagai pendampingnya dan disepakati oleh partai politik koalisinya.
"Dengan demikian, di luar aspek-aspek elektoral dari calon-calon wakil presiden nanti menunjukkan bahwa peran wakil presiden itu lebih banyak sebagai pemersatu di dalam membangun kohesivitas partai-partai yang bekerja sama dalam koalisi itu," ujar Hasto.
Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terkait elektabilitas bakal calon presiden yang disebut berpotensi berkontestasi di Pilpres 2024. Salah satunya adalah elektabilitas bakal calon presiden dari Partai Nasdem, Anies Baswedan yang mengalami penurunan.
Pada November 2022, elektabilitas mantan gubernur DKI Jakarta itu berada di angka 32,2 persen. Namun pada Desember menjadi 28,3 persen, turun sekira 3,9 persen.
Berbeda dengan Anies, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengalami peningkatan dari 33,9 persen menjadi 35,8 persen. Hal senada juga terjadi kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, dari 23,9 persen menjadi 26,7 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi melihat adanya pola yang berkaitan antara kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan elektabilitas ketiganya. Khusus untuk Anies, elektabilitasnya akan menurun ketika tren kepuasan Jokowi meningkat.
"Ketika approval Presiden naik di bulan Desember, itu yang meningkat elektabilitasnya yang meningkat itu Ganjar dan Prabowo, yang turun elektabilitasnya Anies, tapi ketika elektabilitas meningkat itu terjadi ketika approval Presiden turun," ujar Burhanuddin.