REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat elektabilitas Menteri BUMN, Erick Thohir konsisten menunjukkan peningkatan positif. Kondisi demikian tentu membuat peluang Erick Thohir meraih kemenangan kian besar. Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, tingkat elektabilitas dari seorang figur menentukan bagi partai politik dalam menentukan pilihan.
Kondisi demikian dikuatkan dengan tidak adanya pejawat dalam Pilpres mendatang. "Karena Pilpres kita ini adalah lapangannya data tidak ada incumbent," kata Pangi, Selasa (27/12/2022).
Berdasarkan survei Poltracking Indonesia pada 21-27 November 2022, elektabilitas Erick Thohir sebagai cawapres berada di posisi teratas dengan persentase (16,2 persen) yang diikuti Ridwan Kamil (15,1 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (12,0 persen) serta Sandiaga Salahuddin Uno (9,4 persen). Pangi menilai elektabilitas cawapres menjadi faktor yang menentukan pada pelaksanaan Pilpres 2024. Sebab mampu mendongkrak tingkat keterpilihan terhadap calon presiden (capres) di masyarakat.
Maka dari itu dia melihat, pemilihan cawapres tidak kalah penting dengan penetapan mengusung capres pada pemilihan. Mengingat dampak dari salah dalam menentukan cawapres cukup mempengaruhi masyarakat dalam menentukan pilihan.
"Dengan demikian faktor wakil menjadi kunci kalau salah ambil wakil akan bisa bunuh diri," ucap Pangi.
Maka itu, dia nilai, sosok Erick Thohir menjadi figur cawapres yang potensial dengan beragam kelebihan. Karena itu sangat memungkinkan dapat diusung figur capres potensial manapun.
"Mau disimulasikan apakah dengan Ganjar mau Prabowo ataupun Anies atau dengan yang lain, tetap beliau sebagai cawapres,” kata Pangi mengakhiri.