REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Gubernur Riau Syamsuar mengajak seluruh pihak untuk bersama mengatasi perilaku menyimpang lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) yang saat ini marak terjadi di kalangan generasi muda di daerah itu. Kasus ini dinilai semakin memprihatinkan.
"Perilaku menyimpang ini berdampak ada yang bercerai dengan istri, selain orang dewasa pelakunya mahasiswa, SMA, SMK, bahkan murid SD," kata Syamsuar pada acara silaturahmi kerja wilayah Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Riau di Hotel Mutiara Merdeka, di Pekanbaru, Sabtu.
Ia mengatakan, masalah LGBT adalah persoalan penyimpangan kodrat manusia sekaligus juga membuat Allah SWT murka. Sementara dari sisi psikologi, kebiasaan jelek ini akan mempengaruhi kejiwaan dan memberi efek yang sangat kuat pada syaraf.
Sebagai akibatnya, katanya lagi, pelaku merasa bukan lelaki atau perempuan sejati. Pelaku merasa khawatir terhadap identitas diri dan seksualitas serta banyak pemicu lainnya sehingga bisa mengakibatkan mereka makin terlibat kejahatan lain.
"LGBT berawal dari pergaulan bebas, bisa terpengaruh pada penggunaan obat-obat terlarang/narkoba, seks bebas hingga terjangkit HIV/AIDS," katanya.
Syamsuar menekankan semua pihak harus membuka mata untuk mengawal anak, kemenakan, saudara, adik dan kerabatnya untuk menekan kasus yang melanggar norma hukum agama, moral dan adat di Bumi Melayu yang identik dengan Islam itu.
Syamsuar mengajak ICMI dan seluruh pihak untuk bersama-sama memperbaiki prilaku LGBT yang melanda generasi Riau itu. Kendati menjadi tantangan berat namun harus diberantas agar tidak berkembang. Selain merusak citra Riau, citra Melayu yang paling ditakutkan lagi adalah datangnya kutukan Allah.
"Orang tua, pemuka adat, pemuka agama, dan tokoh masyarakat mari bersama-sama bekerja keras memberantas LGBT di bumi Melayu Riau ini agar kita bisa kembali pada jalan yang benar, kembali kepada keimanan dan ketakwaan kepada Allah dan Alquran sebagai pedoman hidup," demikian Syamsuar.