Rabu 21 Dec 2022 16:00 WIB

Lemhannas Diproyeksikan Pindah ke IKN pada Akhir 2027

Gubernur Lemhannas sarankan pemerintah adopsi teknologi pertahanan udara di IKN.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto (kanan) didampingi Wakil Gubernur Lemhannas Letjen MS Fadhilah.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto (kanan) didampingi Wakil Gubernur Lemhannas Letjen MS Fadhilah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Andi Widjajanto menyampaikan, lembaga yang dipimpinnya juga bakal ikut pindah ke ibu kota negara (IKN) Nusantara di Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Hal itu mengikuti keputusan pemerintah pusat yang menetapkan Jakarta tidak lagi menjadi IKN.

"Kapan pindah ke IKN? Kalau dilihat dari perencanaan di Bappenas maka Lemhannas itu termasuk klaster empat. Klaster empat perencanaan itu pembangunan fisiknya itu mulai 2026, di akhir 2027 Lemhannas bisa mulai boyongan ke IKN," kata Andi di kantor Lemhannas, Jakarta Pusat, Rabu (21/12/2022).

Menurut dia, saat ini hingga nanti pembangunan kantor baru di IKN jadi, Lemhannas tetap menjalankan tugas dan fungsinya di Jakarta. Andi memperkirakan, semua pegawai Lemhannas boyongan ke IKN pada 2008. "Akhir 2027 sampai 2028 proses transisi Lemhannas ke IKN, itu sudah tanggung jawab gubernur yang baru," ujar Andi.

Pindah ke IKN, Andi melanjutkan, Lemhannas membuat kajian agar pemerintah Indonesia mengadopsi teknologi pertahanan udara dan siber terkini. Tujuannya agar IKN tidak menjadi sasaran serangan dari luar. Dia merujuk kepada perang yang terjadi di Ukraina melawan Rusia.

Dia menilai, perang di Ukraina saat ini yang paling menonjol adalah penggunaan drone sampai rudak hipersonik. Sehingga perang masa depan memiliki sifat air centric. Tidak hanya itu, kata Andi, pemerintah Indonesia juga mesti mengadopsi teknologi siber di bidang pertahanan.

"Ini menyadarkan kami bahwa Indonesia harus bersiap melakukan adopsi teknologi tersebut dan bisa dimulai di IKN," kata Andi yang dikenal sebagai pengamat militer. Selain potensi ancaman pertempuran udara, Lemhannas juga memprediksi perang ke depannya cenderung hybrid.

Atas dasar itu, Andi merekomendasikan agar Kementerian Pertahanan maupun Mabes TNI memperkuat pertahanan di wilayah IKN. Penggunaan teknologi terkini bertujuan agar IKN bisa dilindungi dari serangan musuh yang sewaktu-waktu datang.

"Indonesia diharapkan bisa segera melakukan adopsi-adopsi teknologi terbaru ini, dalam bidang pertahanan udara, dalam bidang siber," ucap Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement