Selasa 13 Dec 2022 17:59 WIB

Terkait Ledakan Tambang di Sawahlunto, PT NAL Klaim Telah Jalankan SOP

Korban ledakan disebut akan dapat santunan karena terdaftar BPJS Ketenagakerjaan.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Agus raharjo
Tim kesehatan memberikan oksigen pada relawan yang mencari korban di bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.
Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Arif Pribadi
Tim kesehatan memberikan oksigen pada relawan yang mencari korban di bekas ledakan pada lokasi tambang batu bara di Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (9/12/2022). Basarnas Padang menyebutkan ledakan tambang batu bara yang dipicu oleh gas metana mengakibatkan 10 pekerja meninggal dunia dan empat pekerja mengalami luka bakar serius.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG--Kepala Teknik Tambang PT NAL, Dian Firdaus, mengeklaim perusahaannya telah melaksanakan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebelum terjadinya ledakan tambang di lubang SD C2 atau lori 2 yang berada di Kecamatan Talawi pada Jumat (9/12/2022) lalu. Dian mengatakan, selain melakukan pengecekan gas, pihaknya juga telah melakukan pengecekan sistem penyangga kayu, sistem transportasi dan ventilasi.

"Kita agak bingung terkait insiden adanya ledakan tambang. Sebelumnya kita telah lakukan monitoring gas oleh kepala lubang pada pagi hari. Hasil pengecekan gas di dalam lubang, oksigen normal sebanyak 20,7 persen, karbondioksida nol, H2S nol, dan CH4 juga nol," kata Dian, di Padang, Selasa (13/12/2022).

Baca Juga

Dian menyebut setelah pengecekan sesuai SOP dilakukan, barulah 14 pekerja tambang masuk ke lobang untuk bekerja. Selang sepuluh menit kemudian, terjadi ledakan.

Begitu mengetahui ada ledakan, pihak PT NAL, lanjut Dian, melakukan evakuasi mandiri. Karena di dalam terdapat banyak korban, mereka meminta bantuan ke perusahaan lain yang operasinya tak jauh dari lobang tambang milik PT NAL. Kemudian mereka juga meminta bantuan Basarnas, BPBD, TNI dan Polri untuk evakuasi semua korban.

Semua korban menurut Dian berhasil dievakuasi hari itu juga. Total ada 14 korban. Sebanyak 10 korban meninggal dunia, dan empat lainnya luka-luka. "Seluruh pekerja di sini sudah kita daftarkan ke BPJS Tenaga Kerja. Jadi apabila terjadi insiden seperti ini, sudah santunan yang akan didapatkan oleh ahli waris," tegas Dian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement