Ahad 04 Dec 2022 21:14 WIB

Ketua JoMan Khawatir Presiden Punya Ketakutan Jelang Berakhir Masa Jabatan

Saat ini keberadaan relawan Jokowi masih ada, namun terbagi dalam beberapa kelompok.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Muhammad Fakhruddin
Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Gerakan Nusantara Bersatu dari berbagai elemen relawan Jokowi itu untuk menyelaraskan persepsi barisan satu komando di bawah arahan Presiden Joko Widodo.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Presiden Joko Widodo (tengah) menyapa relawan saat menghadiri acara Gerakan Nusantara Bersatu: Satu Komando Untuk Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (26/11/2022). Gerakan Nusantara Bersatu dari berbagai elemen relawan Jokowi itu untuk menyelaraskan persepsi barisan satu komando di bawah arahan Presiden Joko Widodo.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Relawan JoMan (Jokowi Mania), Immanuel Ebenezer menduga Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah menghadapi rasa ketakutan menjelang berakhirnya masa jabatannya. Padahal, kata dia, Jokowi sering kali menyampaikan bahwa dirinya tidak memiliki beban dan ketakutan terhadap apapun dalam memutuskan tiap kebijakannya.

“Nah kalau pemimpin tidak punya beban, dia tidak akan punya ketakutan apapun terhadap apa yang dia lakukan berkaitan dengan kebijakan, policy-nya. Artinya ketika kita melihat kemari-kemari, saya khawatir presiden jangan-jangan punya ketakutan, saya gak tau ketakutannya di mana,” kata Immauel dalam acara diskusi bertajuk ‘Menelisik Zona Nyaman Jokowi’ di Jakarta, Ahad (4/12).

Baca Juga

Saat ini, Jokowi pun dinilai lebih sering melibatkan relawan-relawannya. Padahal, menurut dia, aksi relawan Jokowi tersebut justru mengkhawatirkan untuk demokrasi.

Ia pun menyinggung terkait pernyataan relawan Jokowi, Benny Rhamdani, yang menyampaikan ‘siap tempur’ di hadapan Presiden Jokowi. Immanuel mengaku heran dengan sikap Benny yang juga menjabat sebagai Kepala BP2MI itu.

“Dia menyampaikan, kita nih banyak pak, kita siap tempur. Nah, saya heran seorang pejabat publik pendukung Jokowi bicara kuantiti, harusnya dengan Presiden bicara kualitas dong. Kemudian coba pakai bahasa-bahasa kata diksi tempur. Siapa yang mau ditempuri? Kita tidak pada posisi kampanye,” ujar Immanuel.

Ia menegaskan, hingga saat ini keberadaan relawan Jokowi masih ada, namun terbagi dalam beberapa kelompok. Yakni kelompok relawan yang mencari uang, kelompok yang mencari jabatan, dan kelompok yang menjilat Presiden.

“Relawan Jokowi masih ada ga? Ya masih. Masih ada yang nyari duit, masih ada yang nyari jabatan, masih ada yang menjilat,” kata dia.

Immanuel menilai, kelompok-kelompok relawan itulah yang bisa menciptakan seorang pemimpin menjadi monster dan membahayakan demokrasi. Selain itu, Immanuel juga menyinggung soal pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait gaya kepemimpinan Jokowi yang bukan memobilisasi, namun turun ke bawah atau melakukan blusukan.

“Artinya partai pengusungnya sudah melakukan kritikan terhadap gaya style politiknya Presiden. Kedua, gaya mobilisasinya relawan-relawan. Ketiga ada banyak hal yang menurut partai pendukungnya itu sudah tidak sesuai,” kata dia.

“Saya lihat ini even Jokowi atau even relawan yang paling terburuk yang pernah saya lihat dan saya rasakan di antara semua,” tambah Immanuel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement