Selasa 29 Nov 2022 08:35 WIB

JK Cerita Dukung Anies pada Pilgub DKI Hingga Buat Ahokers Marah

Menurut JK, Ahokers tidak paham demokrasi karena jagoannya kalah pemilu dan marah.

Wakil Presiden periode 2014-2019 M Jusuf Kalla bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjajal MRT Jakarta.
Foto: Antara
Wakil Presiden periode 2014-2019 M Jusuf Kalla bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan menjajal MRT Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden periode 2004-2009 dan 2014-2019, M Jusuf Kalla (JK) menjelaskan kedekatannya dengan calon presiden (capres) Anies Rasyid Baswedan. Menurut dia, hubungannya sudah dekat sejak ia menjadi ketua yayasan dan Anies menjabat rektor Universitas Paramadina. Dia mengaku, rutin mengajak makan siang dan berdiskusi dengan Anies bersama wakil rektor Paramadina setiap Jumat siang.

JK pun mengakui, ia merupakan orang yang berada di balon pencalonan Anies sebagai gubernur DKI 2017. Ketika sedang melakukan kunjungan kerja untuk menghadiri acara di Markas PBB, JK kerap menerima konsultasi sosok cagub yang bakal dipilih untuk maju Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.

"Semua orang tahu saya yang dulu (mendukungnya). Tapi saya berterima kasih dalam beberapa jam saja, saya telepon itu Gerindra dan PKS langsung dukung tengah malam itu di sini, saya di New York," kata JK kepada Rocky Gerung di RGTV dikutip Republika di Jakarta, Selasa (29/11/2022).

Baca juga : Jokowi: Pemimpin Indonesia ke Depan Harus Sadar Keberagaman

Setelah JK menyarankan Anies sebagai calon gubernur (cagub) dan Sandiaga Salahuddin Uno menerima tawaran calon wakil gubernur (cawagub), keduanya maju diusung Gerindra dan PKS. Pasangan Anies-Sandi mengalahkan pejawat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot Saiful Hidayat.

Menurut JK, kekalahan Ahok itu sampai sekarang belum bisa diterima. Hal itu terbukti dari kemarahan Ahokers kepadanya hingga sampai saat ini. "Saya kadang-kadang ketawa juga, aneh juga ini keadaan. Sekarang para Ahokers yang waktu itu kalah pemilu sampai sekarang masih marah, ya artinya tidak paham demokrasi, contohnya itu," kata JK.

Dia juga menjelaskan sebagai orang yang dibesarkan Partai Golkar, mengapa lebih mendukung Anies daripada Airlangga Hartarto yang juga siap maju sebagai capres 2024. JK mengaku, hubungannya dengan Airlangga baik-baik saja. Dia menyebutkan, Airlangga kadang bertandang ke rumahnya untuk konsultasi dan diterima dengan tangan terbuka. JK juga menyatakan, terbuka ketika Prabowo Subianto yang juga maju capres ingin bertemu dengannya untuk menggelar dilaturahim.

Meski begitu, JK menegaskan, memiliki kriteria pribadi yang didukungnya pada Pemilu 2024. "Saya terima semua, tapi tentu sebagai pribadi saya punya preferensi, saya punya kriteria dan saya juga mengharapkan kita semua memilih objektivitas berdasarkan kriteria," kata JK.

Baca juga : Gempa Cianjur Telah Melemah, Warga Diminta Kembali ke Rumah tak Rusak

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement