Jumat 18 Nov 2022 17:09 WIB

Fakta Baru Kasus Teddy Minahasa, Hotman Paris: 5 Kg Sabu ada di Kejaksaan

Barang bukti yang dianggap diedarkan itu masih ada utuh di kejaksaan.

Rep: Ali Mansur/ Red: Agus Yulianto
Lingkaran Narkoba Teddy Minahasa
Foto: Republika
Lingkaran Narkoba Teddy Minahasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengacara Hotman Paris mengklaim, pihaknya telah menemukan fakta  baru terkait kasus peredaran gelap narkoba yang menjerat kliennya, Irjen Teddy Minahasa. Fakta baru tersebut mengenai barang bukti sabu sebarat 5 kilogram dari 41,4 kilogram yang sempat hilang atas diperintah kliennya, ternyata berada di kejaksaan.

"Ada hal yang sangat baru dan ini mengubah semua fakta kejadian. Yaitu baru-baru ini setelah dicek semua barang bukti yang dianggap 5 kg diedarkan itu, masih ada utuh disimpan oleh kejaksaan sebagai bukti dalam persidangan terdakwa yang ada di Bukittinggi," ungkap Hotman Paris, saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (18/11).

Baca Juga

Sabu tersebut merupakan hasil dari pengungkapan Polresta Bukittinggi. Kemudian Teddy Minahasa diduga memberikan perintah kepada AKBP Doddy Prawiranegara selaku Kapolres Bukittinggi saat itu untuk menukar sabu seberat 5 kg dengan tawas.

Lalu, kata Hotman, kliennya juga membantah jika sabu tersebut ditukar dengan tawas. Maka, lanjutnya, temuan 5 kg sabu yang saat ini masih ada di Kejaksaan dalam keadaan utuh itu menggugurkan dugaan awal dari kasus tersebut.

"Sebanyak 35 kilogram sudah dimusnahkan. Artinya, barang bukti yang ditemukan di rumah Doddy, di rumah Linda, dan yang sudah beredar tidak ada kaitannya sama sekali dengan Teddy Minahasa. Diduga mereka memperjualbelikan barang lain yang tidak ada kaitannya sama sekali dengan Teddy Minahasa. Jadi, itu ada barang lain yang Teddy tidak tahu," kata Hotman Paris.

Sehingga, sambung Hotman Paris, berdasarkan temuan fakta baru itu, Teddy Minahasa secara resmi mencabut keterangan di berita acara pemeriksaan (BAP) yang sebelumnya diberikan kepada penyidik. Walhasil, saat ini kliennya membali diperiksa sebagai saksi atas tersangka AKBP Doddy Prawiranegara dan Linda. 

"Hari ini Teddy Minahasa dalam BAP-nya menyatakan mencabut seluruh BAP sebagai tersangka baik BAP pertama dan kedua dan juga cabut BAP yang pernah diberikan sebagai saksi tersangka Doddy dan tersangka Linda,” tegas Hotman Paris.

Menurut Hotman Paris, salah satu alasanya kuat Teddy Minahasa mencabut seluruh BAP-nya yang pernah dibuatnya di hadapan penyidik, karena pihaknya yakin barang bukti yang dijadikan objek dalam perkara ini tidak ada kaitannya dengan kliennya. Namun demikian, pihaknya siap menghadapi lanjutan proses hukum jika Teddy Minahasa tetap dijadikan tersangka atas peredaran gelap narkoba yang objeknya saat ini ada di Kejaksaan.

“Kalau tetap ditetapkan sebagai tersangka ya kita hadapi hanya itu, dan BAP mudah-mudahan, mudah-mudahan kejaksaan dalam P19 nanti setelah melihat perkembangan ini harus mem-BAP ulang untuk Teddy Minahasa,” kata Hotman Paris dengan tegas.

Dalam perkara kasus peredaran gelap narkoba dengan 11 tersangka, lima di antaranya polisi aktif di antaranya Irjen Teddy Minahasa, mantan Kapolres Bukittinggi AKBP D, Kapolsek Kalibaru Kompol KS, personel Satres Narkoba Polres Metro Jakarta Barat Aiptu J, dan personel Polsek Kalibaru Aipda A. Kemudian enam tersangka lain dari pihak sipil di antaranya HE, AR, L, A, AW dan DG. 

Akibat kejahatan yang dilakukannya para tersangka dijerat Pasal 114 ayat (3) sub Pasal 112 Ayat 2 Jo Pasal 132 ayat (1) Jo Pasal 55 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement