Ahad 13 Nov 2022 14:40 WIB

Jokowi: Dunia tidak Punya Arsitektur Kesehatan Andal Kelola Pandemi

Jokowi mengajak, anggota G20 untuk mendukung inisiatif sinergi kesehatan global.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Presiden Joko Widodo mendorong penguatan arsitektur Kesehatan Global lebih andal dan antisipatif terhadap pandemi. Ini agar jika pandemi terjadi tidak lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global.
Foto: ANTARA/Biro Pers Setpres/Lukas
Presiden Joko Widodo mendorong penguatan arsitektur Kesehatan Global lebih andal dan antisipatif terhadap pandemi. Ini agar jika pandemi terjadi tidak lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mengatakan, dunia saat ini, tidak mempunyai arsitektur kesehatan yang andal untuk mengelola pandemi. Ini dibuktikan dengan adanya pandemi Covid-19, dan negara di dunia tidak siap menghadapi pandemi.

"Oleh karena itu, kita harus memastikan ketahanan komunitas internasional dalam menghadapi pandemi," ujar Jokowi saat meluncurkan Pandemic Fund atau Dana Pandemi secara virtual yang digelar di Nusa Dua, Bali, Ahad (13/11).

Jokowi mendorong penguatan arsitektur Kesehatan Global lebih andal dan antisipatif terhadap pandemi. Ini agar jika pandemi terjadi tidak lagi memakan banyak korban jiwa dan meruntuhkan sendi-sendi perekonomian global.

Untuk itu, Jokowi mengatakan, dalam jangka pendek dunia harus mempunyai kapasitas pembiayaan untuk mencegah dan menghadapi pandemi, serta kedua, membangun ekosistem kesehatan yang tersinergi lintas negara.

"Perihal pembiayaan dibutuhkan sebesar 31,1 miliar dolar AS setiap tahunnya untuk membiayai sistem pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi di masa yang akan datang," ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, jumlah ini merupakan hasil studi yang dilakukan Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) awal tahun ini. Karena itu, negara-negara G20 telah sepakat untuk membentuk dana pandemi bagi kepentingan pencegahan persiapan dan respon terhadap pandemi.

Dia mengatakan, saat ini, telah ada donor dari negara-negara G20 maupun non-G20 serta lembaga-lembaga filantropi. Namun, kata dia, dana yang terkumpul belum mencukupi.

"Saya mengharapkan dukungan yang lebih besar lagi untuk dana pandemi ini," ujar Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

Kepala negara juga menyampaikan perlunya membangun ekosistem kesehatan global yang tersinergi lintas negara. Untuk itu, selain kontribusi dana, Jokowi mengajak, negara-negara anggota G20 untuk mendukung inisiatif sinergi kesehatan global.

Di antaranya, pembentukan platform koordinasi penanggulangan darurat kesehatan, berbagi data Genome internasional untuk mendukung pemantauan patogen,

"Pengembangan jaringan digital secara global serta sertifikasi vaksin untuk memfasilitasi keamanan perjalanan internasional dan pembentukan pusat penelitian dan manufaktur yang lebih adil dan merata," ujar Mantan Wali Kota Solo tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement