REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus positif Covid-19 kembali naik, seiring adanya sub varian baru XBB dan XBB.1. Kementerian Kesehatan mengajak masyarakat kembali menggaungkan gerakan vaksinasi pencegahan dan perlindungan bersama.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr Mohammad Syahril, mengatakan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 3 November, ada 30 provinsi yang mengalami peningkatan kasus Covid-19 dalam sepekan terakhir. Sedangkan provinsi dengan penurunan kasus ada empat.
Jumlah konfirmasi kasus positif Covid-19 sebanyak 4.951. Dalam empat hari terakhir, kasus naik 4.700an sampai 4.900-an. Menurut Syahril, kenaikan kasus memang tidak terlalu tinggi bila dibandingkan dengan saat munculnya sub varian BA.4 dan BA.5. Namun, masyarakat harus tetap meningkatkan kewaspadaan.
"Ini jadi catatan bagi kita semua bahwa pandemi masih ada di sekitar kita dan ada 28 negara yang mengalami kenaikan, termasuk Singapura. Ini dikaitkan dengan sub varian baru XBB dan XBB.1," kata Syahril.
Di sisi lain, jumlah masyarakat yang sudah mengikuti vaksinasi dosis ketiga atau booster baru 27,62 persen, masih jauh dari target 50 persen. Masyarakat yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sebanyak 87 persen dan dosis kedua 73 persen.
"Memang untuk booster masih jauh dari target 50 persen karena berbagai sebab. Kita akan menggerakan ulang lagi vaksinasi booster, karena kita yakin vaksinasi adalah upaya memberikan perlindungan ke masyarakat," ujar Syahril.
Peningkatan vaksinasi booster juga bagian dari strategi pemerintah untuk Indonesia bisa mengakhiri Covid-19. Menurut Syahril ada enam langkah atau upaya Indonesia bisa bebas Covid-19. Selain capaian booster, yakni meningkatkan edukasi ke masyarakat agar terus menjalankan protokol kesehatan.
"Protokol kesehatan jadi syarat, jangan dikendorkan dulu. Ini bagian dari pelindungan dan pencegahan kita," tegasnya.
Selain itu, rumah sakit diminta agar tetap siaga. Kemudian, masyarakat dimita bersama-sama mengawal dan mengakhiri penularan Covid-19 dengan baik. "Tetap waspada, tapi jangan panik," ujar Syahril.