Kamis 27 Oct 2022 15:24 WIB

Obati Gagal Ginjal Akut, Indonesia Dapat Donasi 200 Vial Fomepizole dari Jepang

Pasien gangguan ginjal akut diklaim berangsur membaik setelah diberi Fomepizole

Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). Sidak tersebut untuk mengawasi peredaran obat-obatan dalam bentuk cair/sirup yang mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glukol berbahaya yang berdampak terhadap penyakit gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak.
Foto: ANTARA/ Fakhri Hermansyah
Sejumlah pedagang menutup dengan kain lemari yang menyimpan obat sirup di apotek usai inspeksi mendadak (sidak) di Bekasi, Jawa Barat, Senin (24/10/2022). Sidak tersebut untuk mengawasi peredaran obat-obatan dalam bentuk cair/sirup yang mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glukol berbahaya yang berdampak terhadap penyakit gangguan gagal ginjal akut progresif atipikal pada anak-anak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril mengatakan Indonesia sudah mendapatkan kesanggupan obat antidotum Fomepizole sebanyak 200 vial yang merupakan donasi dari perusahaan farmasi asal Jepang bernama Takeda.

"Obatnya datang pekan depan. Kami akan langsung didistribusikan ke rumah sakit pemerintah," kata Syahril dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Ratusan vial antidotum dari Jepang itu juga diikuti dengan tambahan sebanyak 70 vial Fomepizole dari Singapura.

Pemerintah telah memberikan obat Fomepizole kepada Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Sebanyak 10 dari 11 pasien gangguan ginjal akut kondisi mereka berangsur membaik setelah menerima obat itu selama dalam perawatan di rumah sakit tersebut.

Baca juga : Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol (EG) dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya tersebut. Mereka sudah bisa mengeluarkan air seni.

Syahril menuturkan bahwa pemerintah memberikan obat itu secara gratis kepada pasien yang menderita gangguan ginjal akut akibat mengkonsumsi obat sirup yang diduga tercemar senyawa kimia etilen glikol dan dietilen glikol.

"Obat ini sepenuhnya diberikan secara gratis atau tidak berbayar kepada pasien sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintah untuk menangani kasus gangguan ginjal akut," ujarnya.

Per 26 Oktober 2022, Kementerian Kesehatan mencatat ada 269 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia.

Baca juga : Gangguan Gagal Ginjal Akut Anak Tercatat 269 Kasus, 157 Pasien Meninggal Dunia

Distribusi dari tabulasi paling banyak ada di Jakarta dengan angka mencapai 57 kasus, Jawa Barat 36 kasus, Aceh 30 kasus, Jawa Timur 25 kasus, dan Sumatera Barat 19 kasus.

Selain mendatangkan antidotum dari Jepang, pemerintah juga mendatangkan obat tersebut dari Singapura, Australia, dan Amerika Serikat.

Pemerintah saat ini masih terus melakukan pendataan kasus gagal ginjal akut di seluruh kabupaten maupun kota bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat, rumah sakit, dan juga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement