Senin 17 Oct 2022 15:20 WIB

Menkes: Sekitar 80 Ribu Bayi Meninggal Setiap Tahun

Menkes mengatakan kesehatan dan kebersihan lingkungan jadi faktor penting.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut  sekitar 80 ribu bayi meninggal setiap tahun. (ilustrasi).
Foto: Antara
Menkes Budi Gunadi Sadikin menyebut sekitar 80 ribu bayi meninggal setiap tahun. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan kesehatan dan kebersihan lingkungan menjadi faktor terpenting, utamanya untuk mencegah penyebaran penyakit. Budi pun menyoroti angka kematian bayi di Indonesia yang menjadi acuan dalam RPJMN.

"Kita kalau saya lihat ya angkanya di sini sekarang masih hitung-hitungannya 18,6, tapi masih sekitar 80 ribu bayi meninggal setiap tahun," ujar Budi dalam sambutannya di peringatan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia, Senin (17/10/2022).

Baca Juga

Budi pun mengaku mempelajari beberapa penyakit yang sering diderita bayi mulai dari masalah sistem pernapasan maupun pencernaan. Dia menyebut masalah sistem pencernaan seperti diare disebabkan oleh infeksi rotavirus.

Ini juga, kata Budi, membuat gizi pada anak berkurang. Dia menjelaskan, saat bayi atau anak mengalami diare, maka energi, kalori hingga gizi yang masuk akan digunakan sebagai penyembuh alami dalam tubuh.

Dalam jangka panjang, jika bayi terus mengalami kekurangan gizi akan menyebabkan anak stunting. "Kalau terjadi infeksi anak yang sakit semua energinya dia, kalorinya dia, gizinya dia itu dipakai untuk nyembuhin penyakitnya, bukan untuk pertumbuhan otaknya, makanya stunting itu terjadi. Stunting itu kekurangan gizi sangat tergantung masuknya berapa dan keluarnya berapa," ujarnya.

"Itu sebabnya kenapa cuci tangan dan juga kebersihan lingkungan di rumah penting," tambahnya.

Untuk itu, Menkes mendorong program cuci tangan pakai sabun ini terus diimplementasikan untuk mencegah infeksi atau penyakit. Menurutnya, cuci tangan pakai sabun ini juga bagian dari transformasi layanan primer dalam sistem kesehatan nasional melalui promotif dan edukatif.

"Sangat penting untuk kita implementasikan karena dia bisa menurunkan infeksi, mencegah infeksi dan itu akan menurunkan angka kematian anak dan akan menurunkan prevalensi stunting," ujarnya.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu dalam laporannya kepada Menkes mengatakan program cuci tangan pakai sabun saat ini salah satu fokus utama pemerintah dalam program nasional sanitasi total berbasis masyarakat. Program ini juga telah terintegrasi dengan program lainnya seperti Germas dan UKS.

"Cuci tangan pakai sabun ini teknis dasar untuk pencegahan dan penyebaran penyakit menular, 80 persen dapat mencegah penyakit," ujarnya.

Dia berharap momen Hari Cuci Tangan Pakai Sabun yang diperingati tiap 15 Oktober di seluruh dunia ini menjadi kampanye dan advokasi untuk masyarakat hidup sehat. "Momen penting untuk kampanye dan advokasi target 100 persen nasional dan kebiasaan untuk menjadi perilaku masyarakat," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement