REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim meminta kepada perangkat daerah terkait dan aparatur wilayah untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak ada lagi yang mendirikan bangunan diatas Tembok Penahan Tanah (TPT). Mengingat konstruksi TPT tidak cukup kuat untuk menopang bangunan.
Dedie mengatakan, dalam kurun tiga bulan terakhir, ada 13 TPT yang mengalami longsor. Antara lain disebabkan karena beban dari tiang pondasi rumah berada persis di atas TPT. "Di Kota Bogor tidak sedikit masyarakat tanpa rasa peduli memancangkan tiang pondasi rumah di atas TPT," katanya, Rabu (12/10/2022).
Di sisi lain, lanjut dia, perubahan kondisi cuaca yang terjadi tidak hanya di Kota Bogor, tetapi secara global tidak disadari oleh masyarakat bahwa efek dari penggunaan energi fosil ternyata mempercepat proses pemanasan global. Masyarakat terkesan cuek dan usaha penanam pohon untuk mencegah seolah-olah dianggap tidak ada manfaat sama sekali.
“Kalau kita lihat saat ini dunia sedang berusaha untuk mencegah kenaikan suhu bumi dua derajat dalam lima tahun ke depan. Jika dibayangkan kenaikan suhu bumi sebesar dua derajat, artinya akan mencairkan kutub utara dan kutub selatan. Memakai bahan bakar fosil, membuang sampah sembarangan, kemudian penebangan pohon yang semena-mena serta lainnya, melalui penanaman pohon kita berusaha bersama-sama agar tidak terjadi musibah atau bencana,” papar Dedie.
Untuk itu, kata dia, banyak hal-hal yang masih harus dilakukan untuk memberikan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat. Termasuk salah satunya kegiatan menanam pohon sebanyak-banyaknya untuk mengimbangi pemanasan global.
"Kondisi di masyarakat yang terlihat tidak terlalu peduli dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Salah satunya masyarakat yang tinggal di area yang memiliki potensi bencana cukup tinggi, seperti bantaran atau tebing-tebing," ujarnya.