Senin 03 Mar 2025 20:53 WIB

Sebut Puncak Jadi Vila, Dedi Mulyadi: Saya Mohon Maaf ke Warga Bogor Atas Bencana Banjir

Dedi menduga banjir di Bogor akibat alih fungsi puncak jadi bangunan vila.

Rep: Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Personel TNI/Polri membersihkan material sisa banjir bandang di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/3/2025).  Banjir bandang tersebut mengakibatkan puluhan rumah warga rusak, jembatan putus serta satu orang meninggal.
Foto: ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Personel TNI/Polri membersihkan material sisa banjir bandang di Kampung Pensiunan, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/3/2025). Banjir bandang tersebut mengakibatkan puluhan rumah warga rusak, jembatan putus serta satu orang meninggal.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mebnyoroti peristiwa banjir bandang yang terjadi di wilayah Kabupaten Bogor, Ahad (2/3/2025) malam. Ia menduga peristiwa tersebut terjadi akibat alih fungsi lahan di area puncak yang berubah menjadi objek wisata dan bangunan villa lainnya.

"Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada warga Bogor atas musibah bencana banjir yang meluapnya luar biasa termasuk sungai Cijayanti," ucap dia di laman media sosial Instagramnya seperti dikutip, Senin (3/3/2025).

Baca Juga

Dedi mengungkapkan belum terdapat penelitian terkait masalah tersebut. Namun, ia menduga jika hal itu terjadi karena kawasan puncak yang berubah menjadi tempat rekreasi dan bangunan villa.

"Salah satu faktor penyebabnya adalah berubahnya kawasan puncak dari kawasan kebun teh dan hutan menjadi kawasan tempat rekreasi dan bangunan villa yang bertebaran sangat luar biasa," ucap Dedi.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement