Selasa 11 Oct 2022 21:59 WIB

49 Warga Cirebon Jadi Transmigran ke Sulbar

Para peserta transmigrasi itu akan mendapatkan fasilitas yang sudah dipersiapkan.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Seorang petani menancapkan kincir air buatan untuk membasahi lahan pertaniannya di kawasan transmigrasi (ilustrasi)
Foto: BASRI MARZUKI/ANTARA
Seorang petani menancapkan kincir air buatan untuk membasahi lahan pertaniannya di kawasan transmigrasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sebanyak 49 jiwa dari 20 kepala keluarga (KK) asal Kabupaten Cirebon, mengikuti program transmigrasi ke Sulawesi Barat.  Keberangkatan calon transmigran itu dilepas oleh Bupati Cirebon, Imron, di Pendopo Bupati Cirebon, Selasa (11/10/2022). 

Imron mengatakan, para peserta transmigrasi itu akan mendapatkan fasilitas yang sudah dipersiapkan oleh pemerintah. Di antaranya adalah lahan tambak dan rumah.  "Di sana sudah ada tambak udang yang bisa dimanfaatkan oleh para peserta transmigrasi," kata Imron. 

Baca Juga

Jika tambak tersebut masuk masa panen, pemerintah juga sudah bekerja sama dengan sejumlah pengusaha untuk membeli hasil budidaya itu. Imron berharap, warga yang mengikuti program transmigrasi ini bisa sukses dan memperbaiki kesejahteraan dan perekonomiannya. "Yang terpenting harus ulet dan banyak berdoa," tukas Imron. 

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Cirebon, Novi Hendrianto, mengatakan, jumlah peserta transmigrasi di Kabupaten Cirebon merupakan yang terbanyak se-Indonesia. 

Untuk itu, sebelum dilakukan pemberangkatan, juga dilakukan pengecekan dan kunjungan dari kementerian pusat. Calon peserta transmigrasi pun mendapatkan pelatihan terlebih dahulu sebelum berangkat ke Sulawesi. 

Novi menambahkan, fasilitas yang didapatkan oleh peserta transmigrasi yaitu tambak seluas setengah hektare, rumah seluas 250 meter, lahan kosong dan fasilitas hidup selama satu tahun. 

Menurut Novi, program transmigrasi kali ini berbeda dengan sebelumnya. Karena semua kebutuhan mereka, baik untuk kehidupan ataupun administrasi, sudah difasilitasi oleh pemerintah. 

"Semuanya sudah beres, tinggal berangkat. Bahkan sekarang berangkatnya bukan dengan kapal laut, tapi menggunakan pesawat," ujar Novi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement