Sabtu 24 Sep 2022 10:47 WIB

Gandeng Quincy Jones, Erick Gagas Ajang Musik20 di Bali

G20 menjadi momentum besar dalam membangun perdamaian dan konektivitas

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Budi Raharjo
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan ajang Music 20 (M20) menjadi bagian tak terpisahkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia tahun ini. Erick mengaku telah berbincang dengan legenda musik international, Quincy Jones, untuk terlibat dalam M20.

Erick menyebut Quincy Delight Jones Jr tak sekadar produser rekaman, musisi, dan penulis lagu dari Amerika Serikat (AS) yang telah memecahkan rekor 80 nominasi Grammy Award, 28 Grammy, dan Grammy Legend Award pada tahun 1992. Bagi Erick Quincy Jones memiliki dampak besar bagi dunia lewat karya-karya fenomenalnya.

"Saya jadi teringat saat SMA dulu, usia 15 tahun pada 1985. Anda adalah salah satu yang memproduksi lagu We are The World. Anda mengajak banyak seniman dan partisipan untuk gerakan tersebut," ujar Erick pada Quincy Jones dalam akun Instagram @erickthohir.

Erick mengatakan We Are the World yang melibatkan lagu sekitar 48 penyanyi dan musisi dunia pada 1985 terbukti mampu menggugah banyak orang untuk ikut membantu krisis kelaparan yang terjadi di Afrika, khususnya Ethiopia. Dia ingin M20 juga memiliki semangat serupa mengingat dunia saat ini tengah dihadapkan pada situasi pandemi Covid-19 dan geopolitik.

"Kami ingin membuat event M20 di samping G20, dan secara bersamaan menjalin koneksi antara masyarakat guna mendorong harapan dan memastikan dunia ini menjadi tempat yang lebih baik," lanjut Erick.

Erick menilai G20 menjadi momentum besar dalam membangun perdamaian dan konektivitas antarbangsa mengahadapi situasi ketidakpastian perekonomian saat ini. "Dunia saat ini membutuhkan harapan untuk masa depan yang cerah, kami berkeinginan untuk mewujudkan kedamaian untuk kemanusiaan yang lebih beradab," kata Erick menambahkan.

Erick menyampaikan ajang M20 yang berlangsung pada November mendatang juga akan membahas sejumlah persoalan dalam industri musik, seperti hak intelektual, keberlangsungan industri musik yang adil dan inklusif, transformasi digital berkelanjutan dalam industri musik, hingga soal konser ramah lingkungan, dan soal kesejahteraan pekerja kreatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement