Senin 05 Sep 2022 14:05 WIB

Erick Thohir Berikan Hadiah Umroh Lansia dan Bantu Pendidikan Diaspora Belanda

Bantuan umroh dan pendidikan merupakan apresiasi Erick Thohir untuk diaspora

Bantuan umroh dan pendidikan merupakan apresiasi Erick Thohir untuk diaspora di Belanda.
Foto: Istimewa
Bantuan umroh dan pendidikan merupakan apresiasi Erick Thohir untuk diaspora di Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG - Panitia Pengarah Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama Erick Thohir memberikan bantuan untuk umroh kepada lansia Indonesia di Belanda yang selama ini berkhidmad untuk syiar Islam. Selain itu, Erick juga memberikan bantuan pendidikan kepada lima diaspora di Belanda masing-masing sebesar Rp 5 juta.

"Bantuan untuk umroh dan pendidikan ini bagian dari upaya Pak Erick memberikan apresiasi kepada mereka yang telah berdedikasi untuk syiar Islam dan membawa nama baik Indonesia di luar negeri," kata Wakil Ketua Umum PBNU KH Nusron Wahid yang mendampingi kunker Erick di Belanda, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Selain Nusron Wahid yang turun mendampingi Erick Thohir, ada pula Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade. Nusron mengungkapkan mereka yang nendapatkan bantuan umroh dari Erick Thohir yakni K.H. Ahmad Hambali Maksum (84 tahun) selaku imam Masjid Al Hikmah, Ustadzah Halimatus Sa’diyah,​​​ dan Ustadzah Meily Otrina selaku pengurus TPQ dan guru mengaji​.

"Kemudian ada K.H. Ahmad Naf’an Sulchan (76 tahun) yang lahir 10 November 1946 bertepatan dengan Hari Pahlawan Nasional dan juga Ibu Engkon Komariah Suwito (82 tahun)​​​ yang lahir 28 Oktober 1940 bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda," beber Nusron.

Dalam acara Temu Kangen Diaspora Den Haag, mereka yang hadir di antaranya Robby Setiawan sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ayahanda dari Ahmad Ni'mal Fadli (program S-1 Prodi Komunikasi dan Siaran Islam, Institut Dirosah Islamiyah Al-Amin Perinduan Sumenep, Jawa Timur; Moh Sufyan Hari sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ayah dari Alfian Nurhuda Pratama (Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga Surabaya); Aditya Reza Lusiana sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ibunda dari Joey Afrityansah Yanwar (kelas 5 SD di SD Negeri 4 Masaran) dan Jenny Afrityansah Yanwar (kelas 3 SD di SD Negeri 4 Masaran).

Yuliana sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ibunda dari Nurhaliza (mahasiswi semester V, Jurusan Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Palangka Raya); Bunyamin Wahid sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ayahanda dari Zheeva Nawareeza (kelas 8 MTS NU Sukoharjo).

Kemudian Agustina sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ibu dari Diva Laila Amin (SMA Muhammadiyah Genteng, Banyuwangi, Jatim); Nurlianto sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ayah dari Gibran Satriani (kelas 11 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata, SMK Dharma Paramitha Cikarang), dan Nazwa Raziqa (kelas 9 SMP Citra Nusa Cibinong); Trisno sebagai Pekerja Migran Indonesia di Belanda yang merupakan ayah dari Nuratresia Salsabillah (kelas 2 SMPN 1 Anjatan).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement