Senin 01 Aug 2022 11:13 WIB

Jangan Sembarangan Unggah Lokasi dan Info Pribadi di Medsos, Ini Risikonya

Pakar sarankan membatasi informasi pribadi yang dibagikan melalui media sosial

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Beragam media sosial. Pakar sarankan membatasi informasi pribadi yang dibagikan melalui media sosial. (ilustrasi)
Foto: Alexander Shatov Unsplash
Beragam media sosial. Pakar sarankan membatasi informasi pribadi yang dibagikan melalui media sosial. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, Pitoyo, mengatakan penting bagi masyarakat sebagai pengguna layanan komunikasi untuk menjaga data pribadi di ruang digital.

"Keamanan digital merupakan sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring, dapat dilakukan secara aman. Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia," kata Pitoyo dalam siaran pers, Senin (1/8/2022).

Baca Juga

Pitoyo menyatakan, pengguna digital perlu memahami kompetensi keamanan digital. Kompetensi itu di antaranya meliputi pemahaman terkait perangkat digital, identitas digital, penipuan digital serta rekam jejak digital, dan pemahaman keamanan digital bagi anak. Untuk itu, ia menyarankan pengguna digital menghindari perilaku yang berisiko sehingga dapat mengakibatkan kerugian.

"Di antaranya, tidak menandai lokasi saat berfoto di rumah maupun saat liburan, tidak menerima permintaan pertemanan dari orang yang tidak dikenal, serta tidak sembarang mengklik hyperlink di unggahan media sosial," ujar Pitoyo.

Selanjutnya, ia juga menyarankan para pengguna digital untuk membatasi informasi pribadi yang dibagikan melalui media sosial. "Misalnya terkait hobi, tanggal lahir, kota asal, nama hewan, makanan favorit, info keluarga, maupun data privasi lainnya," jelasnya.

Senada, Sekretaris Universitas Dipa Makassar Indra Samsie menyampaikan pendapatnya terkait keamanan digital dari sisi perangkat yang digunakan, serta pembeda antara dunia nyata dan dunia digital. "Masih banyak pengguna digital yang menganggap dunia digital berbeda dengan dunia nyata. Hal itu memunculkan masalah terkait keamanan di dunia digital. Orang berpikir dunia digital adalah tempat kita bersembunyi, padahal tidak," kata Indra.

Indra juga menyorot persoalan keamanan digital data pribadi terkait dengan concent model, yang merupakan sebuah izin persetujuan pribadi sebelum melakukan transaksi digital guna mengantisipasi terjadinya kejahatan digital. "Penipuan atau kejahatan digital paling banyak terjadi melalui pengelabuan (phising) hingga scam, untuk itu berhati-hatilah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement