Jumat 29 Jul 2022 23:03 WIB

Menteri PPPA Ajak Dharma Wanita Persatuan Turunkan Stunting

Kekerdilan menjadi salah satu program prioritas karena dampaknya yang berkepanjangan.

Petugas mengukur tinggi badan anak dalam pendeteksian dini stunting (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Petugas mengukur tinggi badan anak dalam pendeteksian dini stunting (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengungkapkan urgensi isu tumbuh kembang anak usia dini, yaitu stunting. Kekerdilan menjadi salah satu program prioritas pemerintah karena dampaknya yang berkepanjangan.

Bintang menilai diperlukan intervensi berkelanjutan dalam pencegahan dan penurunan angka stunting di Indonesia. Ia meyakini dalam menyelesaikan isu stunting dibutuhkan kerja sama dari berbagai macam sektor pembangunan.

Baca Juga

“Untuk mencetak generasi emas dan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, sangatlah penting bagi kita memberi perhatian pada tumbuh kebang anak dalam seribu hari pertama masa kehidupannya sejak dalam masa kandungan. Di masa ini, anak mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai aspek, yang menentukan kualitasnya di masa depan. Karena itu, pemerintah telah menetapkan stunting sebagai program prioritas yang perlu dicegah dan ditangani,” kata Bintang dalam keterangan pers pada Jumat (29/7/2022).

Bintang menyebut, penyebab stunting pada anak sangatlah kompleks. Meskipun secara umum penyebab utama kurangnya gizi pada ibu dan anak adalah kurangnya asupan makanan bergizi serta penyakit disertai faktor sosio-kultural, ekonomi, politik, dan kesetaraan gender. Perkawinan usia anak, kemiskinan, kekerasan berbasis gender (KBG), hingga ketimpangan gender dalam mengakses pendidikan, layanan kesehatan, serta sumber daya lainnya terhadap perempuan menjadi bagian yang mempengaruhi resiko stunting.

“Menjadi penting untuk kita sadari menyelesaikan isu stunting tidak akan dapat dilakukan secara sendiri-sendiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan semata," ujar Bintang.

Karena itu, Bintang berharap Dharma Wanita Persatuan turut bergerak aktif dalam penurunan stunting di Indonesia demi mewujudkan cita-cita mulia Indonesia Layak Anak (IDOLA) Tahun 2030 dan Indonesia Emas Tahun 2045. 

Ketua Umum DWP, Erni Tjahjo Kumolo menyampaikan, kekerdilan merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia dan ancaman terhadap daya saing bangsa. Hal tersebut dikarenakan anak stunting tidak hanya terganggu pertumbuhan fisiknya saja, tetapi juga perkembangan otaknya, yang akan berpengaruh pada kemampuan dan prestasi, serta produktifitas dan kreativitas di usia produktif.

“kita harus senantiasa saling mendukung dan saling membantu, bersinergi dan bersatu, serta bersama-sama wujudkan kepedulian untuk turut serta berupaya mencegah stunting demi generasi masa depan bangsa Indonesia yang lebih berkualitas,” ujar Erni.

Sementara itu, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Rizal M. Damanik menjelaskan, upaya pencegahan stunting yang dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Agama dengan mengedukasi dan memberikan bimbingan pada calon pengantin pada tiga bulan sebelum pernikahan.

Selain itu, menggerakkan Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk membantu memonitor perkembangan usia kehamilan dengan terus menyosialisasikan tentang asupan gizi yang baik, serta fokus pada ibu menyusui mengenai pentingnya ASI Eksklusif selama enam bulan masa kelahiran sebelum dilanjutkan dengan makanan pengganti asi ibu (MPASI).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement