REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, secara khusus meminta agar pengurus dan kader partai tak terpengaruh mengenai isu capres-cawapres. Hasto berpesan, agar pengurus dan kader PDIP tidak perlu ikut menanggapi apa yang dilakukan pihak lain.
"Ada satu partai yang elektoralnya turun, kemudian mencoba memunculkan kader partai lain, bahkan mencalonkan sosok yang seharusnya netral dalam politik. Hal-hal seperti ini biarkan rakyat yang menjadi hakim politik,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Hasto mengatakan, capres yang akan diusung oleh PDIP akan diputuskan oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Dia pun meminta, agar kader taat pada asas.
“Kader PDIP harus taat asas. Ibu Mega mempertimbangkan yang terbaik bagi bangsa dan negara, mencari pemimpin yang betul-betul mengakar pada rakyat, dipimpin oleh ideologi Pancasila sehingga bisa menentukan arah masa depan. Itu yang dicari Bu Mega,” ujarnya.
Hasto juga menjelaskan, Megawati mencari seorang sosok pemimpin yang kuat secara ideologis, yang pernah berkeliling ke seluruh Indonesia dan benar-benar mengenal rakyatnya. Dengan berkeliling Indonesia, dia memahami kondisi Indonesia dengan keragaman budaya, sumber daya alam, hingga kondisi geografisnya yang dikelilingi lautan.
"Selain itu Megawati juga mencari sosok pemimpin yang bisa menyelesaikan masasalah rakyat dan membangun masa depan," katanya.
Hasto juga mengatakan, tantangan lain di 2024 adalah ancaman radikalisme dan kekuatan yang ingin mengganti Pancasila. “Kita harus jaga soliditas menghadapi berbagai tantangan ideologis,” tuturnya.
Hasto hadir di Rapat Tiga Pilar Partai PDIP Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) dalam rangka menindaklanjuti hasil Rakernas II, Ahad (17/7). Di acara itu, jajaran pengurus PDIP Kalteng dipimpin Ketua DPD Arton Dohong dan Sekretarisnya Sigit K Yunianto. Hadir juga Gubernur Kalteng yang merupakan kader PDIP Sugianto Sabran, serta dua anggota DPR dapil Kalteng Agustiar Sabran serta Willy M Yoseph.