REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Pemerintah Provinsi Banten mencatat ada lebih dari 2.000 kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Provinsi Banten. Sebanyak 40 persen diantaranya ada di Kota Tangerang.
"Di Provinsi Banten sebanyak 2.057 hewan ternak telah terinfeksi PMK. Terbanyak di wilayah Tangerang mencapai 843 hewan ternak. Mayoritas akibat mobilitas ternak menjelang Idul Adha," kata Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar, Selasa (5/7/2022).
Al Muktabar menuturkan, para hewan ternak yang terpapar PMK secara rutin menjalani perawatan dan pengobatan hingga akhirnya sembuh. "Untuk tingkat kesembuhan mencapai 36 persen sampai 42 persen," tuturnya.
Dengan banyaknya kasus PMK yang bermunculan di Banten, Al Muktabar memastikan untuk serius menangani masalah tersebut. Diantara upaya yang dilakukan yakni pemberian vaksin bagi hewan ternak untuk menekan penyebaran wabah tersebut secara lebih luas.
Al Muktabar diketahui turut mengawal kedatangan vaksin PMK ketiga ke Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, kemarin, Senin (4/7/2022). Ada sebanyak 94 ribu dosis vaksin PMK yang diimpor dari Perancis. "Pemerintah hadir dan sangat serius untuk menangani Penyakit Mulut dan Kuku. Kita harap masyarakat tenang, Pemerintah akan menangani dengan sungguh-sungguh," ujarnya.
Al Muktabar menyebut, Provinsi Banten telah menerima sebanyak 1.100 dosis vaksin PMK sebelumnya. Pihaknya akan mengajukan kembali sebanyak 1.100 dosis vaksin PMK ke Kementerian Pertanian.
Angka tersebut terbilang masih minim, namun dipastikan akan terus datang secara berangsur untuk memenuhi kebutuhan. Menurut catatan Dinas Pertanian Banten, ada sebanyak 37 ribu populasi sapi, 54 ribu ekor kerbau, dan 600 ribu ekor kambing, serta 400 ribu ekor domba di Banten.