Kamis 23 Jun 2022 20:33 WIB

Wamenparekraf: Industri Kuliner Dapat Menjadi Sarana Diplomasi Budaya di Mancanegara

FSI akan dikembangkan ke Indonesia Timur guna menjangkau UMKM kuliner setempat

Industri kuliner diyakini mampu menjadi sarana diplomasi budaya ke mancanegara. Karena itu pemerintah berambisi melalui program spice up the world mampu mengangkat reputasi budaya Indonesia melalui kuliner di Tanah Air yang dihasilkan para pelaku UMKM.
Foto: istimewa
Industri kuliner diyakini mampu menjadi sarana diplomasi budaya ke mancanegara. Karena itu pemerintah berambisi melalui program spice up the world mampu mengangkat reputasi budaya Indonesia melalui kuliner di Tanah Air yang dihasilkan para pelaku UMKM.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Industri kuliner diyakini mampu menjadi sarana diplomasi budaya ke mancanegara. Karena itu pemerintah berambisi melalui program spice up the world yang melibatkan sejumlah kementerian mampu mengangkat reputasi budaya Indonesia melalui kuliner di Tanah Air yang dihasilkan para pelaku UMKM.

Gagasan itu disampaikan wakil Menteri Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf), Angela Tanoesoedibyo, berkesempatan melakukan kunjungan pada hari terakhir pelaksanaan Demoday FoodStartup Indonesia (FSI) 2022 di Nusa Dua Bali. Dilaksanakan selama 3 hari (20-22 Juni 2022) Kegiatan Demoday kali ini berhasil memilih 69 brand atau sekitar 138 peserta. Adapun komposisi peserta terdiri dari 37 brand food manufacture, 15 brand food service, dan 17 brand gabungan dari keduanya.

Baca Juga

Saat hadir di lokasi Angela  sempat menyaksikan dan menikmati beberapa produk yang ditampilkan selama acara berlangsung. Wamenparekraf muda ini  sangat mengapresiasi seluruh produk yang dimiliki setiap peserta Demoday FSI 2022. "Saya telah menjadi konsumen beberapa produk peserta untuk kebutuhan pribadi," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/6/2022).

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf/Baparekraf, Henky Hotma Parlindungan Manurung, mengungkapkan kelanjutan pengembangan FSI ke depan. " Kami akan melakukan pemerataan keikutsertaan UKM kuliner di wilayah Indonesia Bagian Timur sehingga mereka juga ikut terdampak dari program yang dilakukan ini. Sehingga tahun depan akan ada skema baru yang ditawarkan FSI", ujar Henky. 

Pelaksanaan Demoday hari terakhir merupakan sesi pitching 15 peserta terbaik untuk mempresentasikan pitch deck mereka dihadapan juri dan investor. Adapun juri sesi pitching ini terdiri dari Hanifah Makarim (Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf), Agung Nugroho (CEO Ultra Indonesia), Heinrich Vincent (Founder &CEO Bizhare), Peter Shearer (Founder & CEO Wahyono dan Wida Winarno (Direktur MBRIO Food Laboratory & Certification Body). Pada sesi pitching ini masing-masing peserta diberi kesempatan presentasi 3 menit dan tanya jawab dengan juri selama 5 menit.

Acara puncak demoday yang paling ditunggu seluruh peserta Demoday FSI 2022 tentu saja pengumuman peserta terbaik dan peluang investasi. Setelah mendengarkan presentasi peserta, ke lima angota dewan juri melakukan rapat untuk menentukan peserta terbaik. Akhirnya terpilih 3 peserta terbaik yaitu Lean Lab Indonesia, Ottera dan Baranusa by Katuju Indonesia. Masing-masing terpilih berdasarkan 3 komponen penilaian yang menjadi tema kegiatan yaitu Planet, People and Profit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement