Jumat 03 Jun 2022 14:09 WIB

Pengamat: Prabowo Dinilai Haus Kekuasaan Jika Kembali Nyapres

Prabowo dapat menjadi "king maker" dan menghadirkan efek ekor jas.

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Partai Gerindra - Prabowo Subianto.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Ketua Umum Partai Gerindra - Prabowo Subianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli mengapresiasi pernyataan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang mengatakan bahwa calon presiden tak mesti dirinya. Menurutnya, pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Prabowo tak haus akan kekuasaan.

"Dengan sikap tersebut akan mengantarkannya bahwa ia bukan seorang yang haus kekuasaan. Dengan langkah tersebut dia akan dianggap sebagai seorang negarawan dan bapak bangsa," ujar Romli saat dihubungi, Jumat (3/6).

Prabowo telah maju sebanyak tiga kali dalam pemilihan presiden (Pilpres). Pertama, saat menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri pada 2009, lalu sebagai calon presiden (capres) pada 2014 dan 2019.

"Sudah semestinya Prabowo tidak mencalonkan lagi, karena sudah tiga kali, satu kali sebagai cawapres dan dua kali sebagai capres. Jika dia maju lagi, publik akan melihat sebagai seorang yang haus kekuasaan," ujar Romli.

Di samping itu, Partai Gerindra dinilai memiliki kader potensial lain yang dapat maju dalam Pilpres 2024. Prabowo dapat menjadi "king maker" dan menghadirkan efek ekor jas atau coattail effect bagi partainya dan koalisinya nanti.

"Dengan dia memberikan kesempatan kader atau calon lain, tentu ini akan memberikan citra yang baik bagi Prabowo dan partainya, Gerindra. Seperti diketahui ada banyak kandidat yang mumpuni untuk dipilih oleh Prabowo sebagai capres Gerindra," ujar Romli.

Sebelumnya, Prabowo buka-bukaan perihal kriteria sosok calon presiden yang akan bertarung dalam Pilpres 2024. Selain seorang warga negara Indonesia (WNI) yang sehat jasmani dan rohani, sosok tersebut haruslah yang komitmen dan setia kepada Indonesia. 

"Sosok yang sungguh-sungguh komit dan setia kepada Pancasila, UUD 1945 seutuhnya, tidak sebagai mantra, tapi seutuhnya. Saya kira itu kriteria yang paling penting," ujar Prabowo di Kantor DPP Partai Nasdem.

Prabowo kemudian ditanya kembali soal peluangnya mencalonkan diri maju dalam Pilpres 2024. "Ya tidak harus Prabowo, siapa saja," ujar Menteri Pertahanan itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement