Rabu 01 Jun 2022 16:33 WIB

Dinilai Realistis, PKS Usung Anies Sebagai Cawapres

PKS tidak sedang dalam memimpin koalisi.

Dinilai Realistis, PKS Usung Anies Sebagai Cawapres. Foto: Kotak suara Pilpres (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dinilai Realistis, PKS Usung Anies Sebagai Cawapres. Foto: Kotak suara Pilpres (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pendiri Cyrus Network Hasan Nasbi menilai PKS paling memungkinkan mendorong Anies Baswedan sebagai cawapres 2024. Ini karena PKS dinilai tidak dalam posisi sebagai pemimpin koalisi untuk perhelatan pilpres 2024.

"Paling jauh itu Anies (jika diusung PKS) itu cawapres. Rezim sekarang bukan rezim elektabilitas, melainkan rezim pemilik tiket," ujarnya, Rabu (1/6/2022).

Baca Juga

Hasan mengatakan Milad Partai Keadilan Sejahtera (PKS) beberapa waktu lalu merupakan ajang penjajakan pengusungan capres kepada  Anies Baswedan yang turut hadir di acara tersebut.

Hal ini diperkuat dengan yel - yel "Anies capres"  yang diteriakan mayoritas kader PKS saat acara berlangsung.

Hasan mengatakan akar rumput PKS dan berbagai survei yang ada, sebagian besar menginginkan Anies Baswedan maju di pilpres 2024.

"Saya sarankan PKS segera membuat komitmen resmi politik dengan Anies Baswedan sebagai partai pengusung. Komitmen resmi hitam diatas putih ini akan membuat gerak PKS tidak akan sulit dalam menawarkan Anies Baswedan kepada koalisi atau partai lain," tambahnya.

Hasan menambahkan PKS akan mengalami banyak hambatan jika belum menjadi partai resmi pengusung Anis Baswedan.

Selain belum memenuhi 20 persen President Threshold, pilihan semakin terbatas sejak Koalisi Indonesia Bersatu yang terdiri atas Golkar, PPP dan PAN terbentuk beberapa waktu lalu. Belum lagi Partai Gerindra dan PDI-P yang masing- masing memiliki capres sendiri.

"Ada 4 partai yang bisa berakrobat untuk menjadi satu kesatuan koalisi partai pengusung Anies Baswedan. Ke-empatnya yakni Nasdem, PKB, Demokrat, termasuk PKS," tambahnya.

Meski demikian, Hasan menilai ada kerumitan pada keempat partai yang nyaris sama besarnya di parlemen dalam mengusung Anies Baswedan. Terutama dalam hal partai yang akan menjadi pemimpin koalisi.

Ia mencontohkan saat PKS ingin menjadi partai resmi pengusung Anies Baswedan, maka Partai Nasdem akan meminta sebagai pemimpin koalisi karena jumlah kursinya di DPR paling banyak diantara empat partai itu.

Seperti diketahui, ada perbedaan yang sangat tipis dalam jumlah perwakilan keempat partai di DPR. Partai Nasdem memiliki 59 kursi, PKB 58 kursi, Demokrat 54, dan PKS 50 kursi.

"Nasdem juga nanti bilang,  Anies Baswedan perwakilan dari kami ya, karena kita 59 kursi. Tapi nanti PKS balas menjawab, kalau karakakter massa, mereka yang paling solid dukung Anies. jadi perdebatannya masih panjang," tambahnya.

Ia mencontohkan jika PKS gabung ke KIB, maka perdebatan partai pengusung Anies Baswedan tidak akan terjadi. Begitu juga jika PKS membawa Anies Baswedan ke Gerindra maupun PDI-P.

Begitu juga soal pemimpin koalisi, otomatis melekat pada Golkar di KIB, PDI-P serta Gerindra.

"Tapi Klo gabung ke Nasdem, pasti ego nya PKS akan muncul, Anis Baswedan lebih dekat dengan kita kok, yang jadi leadernya koalisinya Nasdem,” tambahnya.

Seperti diketahui, hingga saat ini belum ada sati partai pun yang resmi akan mengusung Anies Baswedan dalam perhelatan pilpres 2024.

Hasan mengatakan meski resmi nantinya jadi pengusung Anies Baswedan, maka PKS paling realistis menyodorkannya ke koalisi atau partai pemilik tiket sebagai cawapres.

"Menurut saya leader koalisi dalam konstelasi partai partai yang ada saat ini hanya tiga, PDI-P, Gerindra dan Golkar.  Anies bisa jadi capres kalau diusung salah satu dari tiga partai itu, tapi kalau lewat PKS, paling jauh hanya bisa menyodorkan Anis Baswedan sebagai cawapres,"katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement