Rabu 25 May 2022 05:25 WIB

Jokowi Apresiasi Penyelenggaraan Mudik

Terdapat enam parameter yang menjadi fokus Presiden Jokowi dalam penanganan mudik.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kanan).
Foto: ANTARA/Didik Suhartono
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi kinerja kementerian dan lembaga sehingga penyelenggaraan mudik pada tahun ini berjalan lancar. Selain itu, Presiden juga mengapresiasi masyarakat yang patuh dan disiplin terhadap ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah selama penyelenggaraan mudik berlangsung, termasuk patuh pada protokol kesehatan.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam keterangan pers usai ratas evaluasi mudik lebaran di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (24/5).

“Bapak Presiden menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga masyarakat, terutama mereka yang telah menjalankan mudik tahun 2022 atas kedisiplinannya, kepatuhannya terhadap ketentuan-ketentuan yang telah dilakukan oleh pemerintah, termasuk di dalamnya adalah tertib menggunakan jalan ketika sedang perjalanan termasuk juga patuh terhadap prokes, dan kepatuhan-kepatuhan yang lain,” ujar Muhadjir.

Muhadjir menjelaskan, terdapat enam parameter yang menjadi fokus Presiden Jokowi dalam penanganan mudik tahun ini. Yakni di antaranya tata kelola lalu lintas, pengendalian Covid-19, ketersediaan bahan pangan dan bahan bakar, serta vaksinasi booster. Bahkan hingga saat ini, kasus Covid-19 pun tak mengalami kenaikan signifikan serta cenderung menurun.

Dia juga menyebut, angka kecelakaan pada penyelenggaraan mudik tahun ini pun tercatat mengalami penurunan. Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menjelaskan, penurunan angka kecelakaan tercatat mencapai hingga 40 persen.

Selain itu, angka meninggal dunia selama mudik pun juga turun hingga 72 persen. Menurut Menhub, hal ini disebabkan karena menurunnya jumlah pengguna motor yang sangat drastis serta menurunnya penggunaan angkutan wisata.

“Seperti kita ketahui bahwa bus angkutan wisata adalah bus bekas AKAP yang digunakan secara individual dan itu kadang-kadang tidak terlacak apakah supirnya bener bisnya bener itu tidak terlacak,” ucap dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement