Rabu 30 Mar 2022 05:51 WIB

Brigjen Iwan Setiawan, Danjen Kopassus Baru Kala Cerita Kengerian Mendaki Gunung Everest

Lettu Iwan ikut Ekpedisi Everest 1997 yang ditugaskan Mayjen Prabowo Subianto.

Brigjen Iwan Setiawan resmi dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ke-35.
Foto: Antara
Brigjen Iwan Setiawan resmi dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ke-35.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brigjen Iwan Setiawan resmi dipromosikan sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Danjen Kopassus) ke-35. Iwan bakal menggantikan Mayjen Widi Prasetijono yang juga mendapat promosi sebagai Panglima Kodam (Pangdam) IV/Diponegoro. Iwan pun akan mendapatkan kenaikan bintang di posisi barunya tersebut.

"Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor Kep/271/III/2022 tentang Pemberhentikan dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia, Mayjen Widi Prasetijono jabatan lama Danjen Kopassus jabatan baru Pangdam IV/Diponegoro," demikian saliran surat keputusan yang diteken Jenderal Andika di Jakarta pada Jumat, 25 Maret 2022.

Baca Juga

Iwan termasuk personel Kopassus yang ikut Ekpedisi Everest Indonesia 1997 dalam program yang diinisiasi Danjen Kopassus kala itu Mayjen Prabowo Subianto Djojohadikusumo. Berdasarkan catatan Republika, ketika Pratu Asmujiono mencapai puncak Gunung Everest untuk mengibarkan Merah Putih, Sertu Misirin berada 16 meter sebelum puncak maka Lettu Iwan Setiawan berada 30 meter di bawah puncak dunia tersebut.

Asmujiono, Misirin, dan Iwan merupakan tim yang mendaki dari jalur selatan pada 12 Maret 1997. Ada 10 personel yang lewat jalur selatan. Adapun jalur utara dengan enam personel memulai pendakian pada 22 Maret. Di antara mereka adalah Serda Sumardi, Ogum Gunawan Ahmad (Wanadri), dan Praka Tarmudi hanya mencapai ketinggian 8.600 meter pada 8 Mei, kemudian turun karena cuaca sangat berbahaya.

"Risiko untuk mendaki Mount Everest itu fifty-fifty, dari 100 pendaki kemungkinan hanya 10 yang sampai. Dari 10, kemungkinan hanya tiga yang bisa selamat," kata Iwan dalam wawancara dari channel Youtube TNI AD pada 2021 dikutip di Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Sebelum berangkat ke Pegunungan Himalaya, abiturien Akademi Militer (Akmil) 1992 ini mengaku, meminta izin kepada Danjen Kopassus untuk menikah. Ternyata, ia mendapatkan izin menikah sebelum berangkat mendaki Gunung Everest. "Meskipun risikonya mati waktu itu. Tapi kalau pun terjadi sesuatu kan kehormatan, karena membawa merah putih," ucap Iwan.

Rombongan pendaki dari Indonesia berangkat dari Kathmandu, Nepal. Dia mengaku, awalnya ketika baru naik 100 meter ketika sudah melakukan pendakian sampai di bagian gunung es, langsung muntah-muntah. Badan Iwan kaget lantaran tidak siap dengan cuaca dingin. Rupanya istri sudah merasakan.

"Dan saya satu-satunya perwira yang memimpin, tumpuan harapan Pak Prabowo saat itu, termasuk negara bagaimana bisa mengibarkan bendera merah putih," ucap Iwan yang sekarang menjabat Wakil Asisten Latihan KSAD Bidang Kerja Sama Militer (Kermamil).

Baca: DPR Sesalkan Pernyataan Komisaris PT Pelni Soal Imigran Yaman di Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement