Rabu 09 Mar 2022 19:14 WIB

Motifnya Penyerangan Kyai di Indramayu Dinilai Harus Diungkapkan

Pengungkapan motif pelaku menjadi tugas polisi agar jelas apa yang terjadi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ilham Tirta
Ilustrasi penyerangan.
Foto: kaskus
Ilustrasi penyerangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Arthur Josias Simon Runturambi menilai kekerasan yang terjadi pada kiai di Indramayu, Jawa Barat, perlu diketahui motifnya. Pengungkapan motif ini menjadi tugas polisi agar jelas apa sebenarnya yang terjadi.

"Peristiwanya termasuk kategori kejahatan kekerasan. Yang perlu diungkap motif perbuatannya, apakah pribadi, ekonomi atau ada hal lain," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (9/3/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, pelaku diduga dari desa sekitar, jadi bukan orang jauh. Terkait motif penyerangan karena ada sentimen terhadap ulama dan kyai, Arthur tak mau berkomentar banyak. "Kalau itu kita kembalikan pada profesionalisme pihak kepolisian yang menjadi perhatian saat ini," ujarnya.

Penyerangan terhadap seorang kyai terjadi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Selasa (8/3/2022). Kali ini, korbannya adalah Ketua Jam’iyyah Ahlith Thariqah  Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (Jatman) Nahdlatul Ulama Indramayu, KH Farid Ashr Waddahr.

Kyai yang biasa dipanggil Gus Farid itu diserang saat memimpin wirid di Mushola Pesantren An-Nur Desa Tegal Mulya, Krangkeng, Indramayu sekitar pukul 22.30 WIB. Kyai muda itu diserang dengan menggunakan senjata tajam oleh seseorang yang dikenal sebagai warga desa tetangga.

Sepupu Gus Farid, H Azun Mauzun menjelaskan, peristiwa itu bermula saat pelaku, yang diketahui bernama Sakrodin (32 tahun), asal Desa Dukuh Jati, Krangkeng, langsung masuk ke rumah Farid. Di dalam rumah, ada istri Farid, Ning Annah (28) dan keponakannya, Muhammad Haka (18).

Pelaku menanyakan keberadaan Gus Farid dan dijawab bahwa sang tuan rumah tidak ada di rumah. Mendapat jawaban itu, pelaku sempat keluar rumah dan tak lama kemudian masuk lagi ke rumah Farid.

Pelaku, menurut Azun, kemudian menyerang istri dan keponakan Gus Faridh. "Istri Gus Farid mengalami luka parah. Padahal sedang hamil sekitar empat bulan," kata Azun kepada Republika.co.id, Rabu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement