Kamis 24 Feb 2022 19:29 WIB

Satgas: Positivity Rate Pekanan Meningkat Tajam Jadi 17,61 Persen

Indonesia pernah mencapai positivity rate pekanan terendah yakni 0,09 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020).
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, angka positivity rate pekanan per 20 Februari 2022 mengalami peningkatan cukup tajam. Satgas Covid-19 mencatat positivity rate menjadi 17,61 persen. Pada akhir Januari lalu, angka positivity rate pekanan ini masih berada di kisaran satu persen.

Positivity rate pekanan per tanggal 20 Februari 2022 adalah 17,61 persen meningkat cukup tajam dari positivity rate pekanan pada akhir Januari lalu,” kata Wiku saat konferensi pers melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (24/2/2022).

Baca Juga

Wiku mengatakan, sebelumnya Indonesia pernah berhasil mempertahankan angka positivity rate di bawah standar WHO. Yakni kurang dari lima persen selama 135 hari berturut-turut sejak 17 September 2021 hingga 29 Januari 2022. Bahkan, kata dia, Indonesia juga pernah mencapai positivity rate pekanan terendah yakni 0,09 persen per 12 Desember lalu.

Meskipun angka positivity rate pekanan saat ini sudah mengalami peningkatan, namun Wiku menyebut kenaikan yang terjadi masih lebih rendah dibandingkan pada masa gelombang delta.

“Apabila saat ini positivity rate pekanan adalah 17,61 persen, di masa gelombang delta positivity rate dapat bertahan di atas 20 persen dalam lima pekan berturut-turut. Bahkan di masa gelombang delta kita juga pernah mencapai positivity rate pekanan tertinggi hingga 30,24 persen pada tanggal 18 Juli 2021,” jelasnya.

Sementara itu, jika dilihat dari jumlah orang yang dites, per 20 Februari terdapat lebih dari dua juta orang yang dites dalam satu pekannya. Namun, jumlah ini fluktuatif dalam lima pekan terakhir meskipun jumlah orang yang dites selalu bertahan di atas satu juta orang tiap pekannya.

Wiku pun menilai, angka testing saat ini merupakan capaian yang baik. Sebab sudah jauh lebih tinggi dibandingkan jumlah orang yang dites pada masa gelombang delta yang hanya sekitar satu juta orang dalam satu pekan.

“Terlebih pula, Indonesia juga sudah mencapai target testing WHO yaitu 1.000 orang dites per satu juta penduduk sejak Januari 2022,” tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement