Rabu 16 Feb 2022 01:52 WIB

Ritual Berujung Maut di Pantai Payangan Jember

Sebanyak 11 orang meninggal terseret ombak saat ritual di Pantai Payangan.

Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban terseret arus di Pantai Payangan, Desa Sumberejo, Ambulu, Jember, Jawa Timur, Ahad (13/2/2022). Sebanyak 24 orang dari Kelompok Tunggal Jati Nusantara terseret arus Pantai Payangan mengakibatkan sepuluh orang meninggal dunia, satu orang dalam pencarian dan 13 orang selamat.
Foto:

Hery mengatakan Padepokan Tunggal Jati Nusantara yang dipimpin Nur Hasan di Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember eksis sejak 2015 dan memiliki 100 anggota. Akan tetapi, mereka yang aktif mengikuti pengajian dan kegiatan sekitar 20-25 orang.

Padepokan itu bergerak di bidang pengobatan alternatif. Namun, masyarakat yang datang bergabung ke pedepokanitu dengan tujuan bermacam-macam, di antaranya masalah ekonomi agar bisa kaya, keluarga, kesehatan baik fisik maupun batin yang intinya mencari keselamatan dan keberkahan dengan melakukan kegiatan zikir, doa, dan ritual.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember KH Abdul Haris mengatakan baru mengetahui kelompok tersebut setelah tragedi maut yang terjadi di Pantai Payangan Jember pada Ahad lalu. MUI Jember tidak punya banyak data terkait dengan ritual yang dilakukan Padepokan Tunggal Jati Nusantara.

"Kami coba menelusuri dari video yang sudah viral dan teman-teman di Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi. Dari tayangan video itu, kami menegaskan bahwa dari sisi bacaan tidak ada yang aneh dari ajaran agama Islam, " tuturnya.

Menurutnya, Pantai Payangan sebagai lokasi ritual yang menjadi masalah karena seakan-akan kelompok tersebut memiliki keyakinan bahwa ritual yang dilakukan di pantai lebih bagus dibandingkan dengan di tempat yang lain. Padahal, sesuai ajaran agama Islam sudah jelas bahwa tempat istimewa untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT agar diberikan kemudahan dalam segala hal adalah masjid dan tempat ibadah. Ia akan berkoordinasi dengan Komisi Fatwa MUI untuk melakukan wawancara dan mencari data terkait denganPadepokan Tunggal Jati Nusantara di Desa Dukuhmencek itu.

Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan kejadian ritual di Pantai Payangan itu mengingatkan kembali terkait dengan adanya fenomena patologi sosial yang banyak terjadi di masyarakat. Patologi sosial yakni penyakit sosial atau gejala sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, baik yang ingin cepat kaya, ingin digdaya, dan lain-lain yang ingin cepat tercapai tujuannya.

Patologi sosial yang terjadi di masyarakat, lanjutnya, salah satunya keinginan ingin cepat kaya secara instan, ingin tercapai segala cita-citanya melalui langkah pendek. Ia mengajak perguruan tinggi untuk hadir menjadi bagian dalam mencari solusi dari fenomena tersebut. "Saya menyarankan, jika punya masalah dan ingin mendekat kepada Allah SWT, sebaiknya berzikir dan mencari tempat yang tenang, bukan tempat yang berbahaya," tuturnya usai memberikan santunan takziah kepada keluarga korban di Jember, Senin (14/2/2022).

photo
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (kedua kiri) didampingi Bupati Jember Hendy Siswanto (kiri) menyerahkan santunan kematian kepada ahli waris korban ritual Pantai Payangan di Pendopo Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (14/2/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyerahkan santunan kematian kepada ahli waris 11 korban ritual Pantai Payangan sebesar Rp10 juta per orang. - (Antara/Seno)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement