Kamis 10 Feb 2022 18:59 WIB

Satgas: Jawa-Bali Masih Mendominasi Kasus Covid-19 Nasional

Banten menjadi provinsi tercepat dengan 620 kali lipat kenaikan kasus Covid-19.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).
Foto: BNPB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut pentingnya memasifkan upaya deteksi dini melalui testing (pemeriksaan). Meskipun saat ini angka testing nasional sudah melebihi standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyampaikan, provinsi di Jawa dan Bali hingga kini masih mendominasi jumlah kasus Covid-19 nasional. Jawa-Bali mendominasi kasus selama tiga pekan terakhir.

“Data menunjukan provinsi-provinsi di Jawa dan Bali konsisten mendominasi jumlah kasus nasional setidaknya selama tiga pekan terakhir,” kata Wiku saat konferensi pers perkembangan Covid-19, Kamis (10/2/2022).

Baca Juga

Dari data Satgas per 6 Februari menunjukkan, kenaikan kasus pekanan nasional masih disumbangkan provinsi di Jawa dan Bali. Yakni, pertama di DKI Jakarta yang menyumbangkan 42 persen kasus nasional. Kasus di DKI Jakarta tercatat naik 138 kali lipat dalam enam pekan.

Kedua, Jawa Barat yang menyumbangkan 23,5 persen kasus, dengan kenaikan kasus yang lebih cepat yaitu 336 kali lipat dalam enam pekan berturut. Ketiga, Banten yang menyumbangkan 14,31 persen kasus nasional. Wiku menyebut, Banten merupakan provinsi dengan kenaikan kasus tercepat yaitu 620 kali lipat dalam enam pekan terakhir.

Keempat, Jawa Timur sebagai penyumbang lima persen kasus nasional. Menurut Wiku, kasus di Jawa Timur naik 83 kali lipat dalam enam pekan. Kelima, Bali yang juga menyumbangkan lima persen kasus dengan kenaikan 392 kali lipat dalam enam pekan.

Keenam, Jawa Tengah yang menyumbangkan tiga persen kasus nasional dan mengalami kenaikan kasus 67 kali lipat dalam enam pekan. Serta di DIY yang menyumbangkan satu persen kasus nasional. Kasus di DIY ini naik 51 kali lipat dalam enam pekan.

Wiku menyampaikan, daerah dengan kenaikan kasus yang signifikan perlu melakukan pembatasan aktivitas masyarakat dalam PPKM Level 3. “Dengan kondisi yang demikian, usaha memperlambat naiknya kasus saja tidak cukup. Meskipun berat, pemerintah daerah harus mengusahakan agar tidak ada lagi penambahan kasus dalam dua pekan ke depan, atau kenaikan kasusnya sama dengan nol,” jelas Wiku.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement