REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mendeteksi 3.914 kasus Covid-19 dengan varian omicron sejak 15 Desember 2021 hingga 4 Februari 2022. Setengah dari jumlah kasus omicron itu terjadi karena transmisi lokal alias penularan di tengah-tengah masyarakat.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, 3.914 kasus omicron itu terdiri atas 1.815 kasus pada Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), 1.756 kasus transmisi lokal, dan 343 kasus masih dalam proses verifikasi. Kasus dalam tahap verifikasi itu kemungkinan besar masuk kategori transmisi lokal karena terjadi pada orang yang tak punya riwayat perjalanan luar negeri.
Jika kasus transmisi lokal ditambahkan dengan kasus tahap verifikasi maka jumlahnya mencapai 2.099 kasus atau setengah lebih dari total kasus. "Artinya sudah terjadi perubahan, yang tadinya didominasi oleh PPLN, saat ini sudah didominasi kasus transmisi lokal," kata Nadia dalam sebuah webinar, Sabtu (5/2/2022).
Nadia menyebut, transmisi lokal varian omicron memang sudah terdeteksi di 10 provinsi. Di antaranya, DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan, dan terbaru di Papua.
Di provinsi lainnya, dia mengatakan, juga sudah ada kasus Covid-19 yang probable varian omicron. "Artinya, kemungkinan varian omicron ini sudah ada di semua provinsi," kata Nadia.
Menurut Nadia, varian omicron sudah mulai mendominasi sebagai penyebab kasus Covid-19 di Tanah Air, bukan lagi varian delta. "Peningkatan kasus yang sangat tinggi (sekarang), sangat mungkin disebabkan oleh varian omicron karena varian delta sangat sedikit proporsinya dari pemeriksaan genome sequencing kita," ujarnya.
Kasus harian Covid-19 memang terus melonjak dalam beberapa hari terakhir. Pada Kamis (3/2/2022), misalnya, tercatat 27.197 kasus baru, lalu kasus harian melonjak jadi 32.211 pada Jumat (4/2/2022).