REPUBLIKA.CO.ID, SERANG--Wakil Presiden Ma'ruf Amin meninjau lokasi terdampak bencana gempa di Desa Cibeulah, Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten, Kamis (20/1). Wapres mengatakan, pemerintah saat ini sedang memetakan dan menginventarisasi dampak kerusakan akibat gempa bumi dengan 6,6 magnitude yang terjadi pada Jumat (14/1) lalu.
"Ada dengan Bu Mensos dengan Pak Kepala BNPB, sudah dipetakan, ada yang rumahnya rusak berat, ada yang rusak ringan, yang sedang, ini sedang diinventarisasi dengan diberikan bantuan-bantuan dari masing masing kerusakan," ujar Wapres usai kunjungan, Kamis (20/1).
Untuk sementara, kata Wapres, Kementerian Sosial bersama pemerintah daerah membuatkan tenda-tenda bagi masyarakat terdampak. Termasuk bantuan logistik untuk kebutuhan pengungsi.
Ia juga memastikan fasilitas umum seperti tempat layanan kesehatan, pendidikan yang rusak akibat gempa akan segera diperbaiki."Pemerintah terus memantau dan memperhatikan akan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi, Bu Mensos, Pak Kepala BNPB ini terus berada di lapangan untuk memantau keadaan, termasuk juga fasilitas umum, kesehatan, pendidikan yang rusak akan segera diperbaiki," katanya.
Wapres menambahkan, Pemerintah saat ini sedang mencari solusi mitigasi bencana untuk daerah rawan bencana atau jalur merah, seperti di Kecamatan Munjul, Pandeglang, Banten tersebut. "Sedang dipikirkan apakah tidak sebaiknya dilakukan relokasi, ini supaya tidak terus menerus terjadi. Dari beberapa pertanyaan tadi masyarakat, masyarakat juga tidak keberatan," kata Wapres.
Kiai Ma'ruf menjelaskan perlunya relokasi warga di tempat rawan bencana agar tidak menimbulkan korban. Hal ini juga dilakukan di daerah rawan bencana lainnya seperti di Palu, Sulawesi Tengah maupun lereng Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang."Ini yang sedang dipikirkan oleh pemerintah sedang dipetakan, ada pikiran ke situ, tadi ada usulan-usulan yang penyelesaiaan sperti itu, jangan trus menerus seperti ini. misalnya itu, seperti di Lumajang itu kemudian direlokasi ke tempat yang lebih baik lebih aman," ujarnya.