Rabu 19 Jan 2022 03:49 WIB

Jokowi: Tak Perlu Bereaksi Berlebihan dengan Kenaikan Omicron

Ketersediaan tempat tidur di RSDC Wisma Atlet saat ini 3.404 atau 42,68 persen.

Rep: Dessy Suciati Saputri, Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Gubernur Jawa Barat (kiri) menyapa warga di Pasar Sederhana, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022). Presiden Joko Widodo memberikan paket sembako dan bantuan langsung tunai bagi pedagang pasar, pedagang kaki lima dan pedagang asongan di Pasar Sederhana.
Foto: ANTARA/Raisan Al Farisi
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Gubernur Jawa Barat (kiri) menyapa warga di Pasar Sederhana, Bandung, Jawa Barat, Senin (17/1/2022). Presiden Joko Widodo memberikan paket sembako dan bantuan langsung tunai bagi pedagang pasar, pedagang kaki lima dan pedagang asongan di Pasar Sederhana.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui, Indonesia saat ini tengah mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan varian omicron. Jokowi meminta masyarakat untuk mewaspadai tren kenaikan ini, namun mengingatkan agar masyarakat tak perlu bereaksi berlebihan dan menimbulkan kepanikan.

“Tidak perlu bereaksi berlebihan. Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan,” kata Jokowi saat memberikan keterangan pers terkait kasus omicron di Tanah Air, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/1/2022).

Baca Juga

Berbagai studi dan juga laporan dari WHO menyebutkan bahwa varian oicron ini memang lebih mudah menular. Namun, varian ini juga memiliki gejala yang lebih ringan.

Jokowi menyebut, pasien yang terinfeksi varian ini pada umumnya akan pulih tanpa harus menjalani perawatan di rumah sakit. Meski begitu, ia kembali meminta agar masyarakat tak jemawa dan tak gegabah menghadapi varian ini.

Presiden juga meminta masyarakat agar mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian jika tak memiliki keperluan mendesak. Selain itu, ia juga mengimbau karyawan perkantoran agar bisa bekerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk menghindari penularan varian ini.

“Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” tambah dia.

Untuk menghindari potensi penularan virus Covid-19, Jokowi meminta masyarakat agar mematuhi dan disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk segera mendapatkan vaksinasi baik dosis pertama, kedua, maupun vaksin booster yang disediakan secara gratis.

Juru Bicara Nasional Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengungkapkan total pasien omicron yang terkonfirmasi di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet sebanyak 404. Sebanyak 357 diantaranya sudah dinyatakan sembuh.

 

"Terkait dengan omicron, total dikonfirmasi di RSDC ada 404, dan sudah sembuh 357, dan masih dirawat 47 orang," kata Wiku dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX, Selasa (18/1/2022).

 

Wiku menjelaskan total kapasitas tempat tidur di RSDC Wisma Atlet di tiga tower sebanyak 5.939 tempat tidur. Sedangkan jumlah kapasitas yang terpakai saat ini per tanggal 17 Januari 2022 sebanyak 2.535 tempat tidur. "Masih ada 3.404 atau 42,68 persen BOR-nya," ujarnya.

 

Selain itu, dari total pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC, Wiku mengatakan seluruhnya sudah dilakukan pendeteksian varian omicron. Sehingga dipastikan yang terkonfirmasi sebagai pasien omicron hanya 404. "Iya (mayoritas non Omicron)," ujarnya.

 

Wiku juga mengungkapkan 10 negara dengan jumlah kasus omicron terbesar di RSDC. Yakni, Arab Saudi, Turki, Malaysia, Amerika Serikat, UEA, Inggris, Jepang, Spanyol, Kenya, dan Taiwan.

Baca juga : Banyak Pakar Sebut Omicron Akhir dari Pandemi, Anthony Fauci Ragu

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement