Senin 20 Dec 2021 05:57 WIB

Gus Yahya: Saya tidak Mau Ada Capres dan Cawapres dari PBNU

Gus Yahya menegaskan tidak ada capres dan cawapres dari PBNU pada Pilpres 2024.

Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan tidak ada calon presiden atau wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024. (foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan tidak ada calon presiden atau wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024. (foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menegaskan, tidak ada calon presiden atau wakil presiden dari PBNU pada Pemilu 2024. Gus Yahya mengatakan, yang paling penting dilakukan saat ini mengembalikan muruah NU.

"Saya tidak mau ada calon presiden dan wakil presiden dari PBNU," katanya di Jakarta, Ahad (20/12).

Baca Juga

Gus Yahya merupakan salah seorang kandidat kuat sebagai ketua umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di Lampung, 22-23 Desember 2021. "Mari istrahat dulu, mari sembuhkan dulu luka-luka dan mengutuhkan kembali polarisasi yang sudah terjadi," pesannya.

Dia menegaskan, yang perlu dilakukan saat ini adalah mengembalikan muruah NU dengan cita-cita peradaban yang mulia bagi seluruh umat manusia. "Salah satu cara memperjuangkan adalah kemaslahatan Indonesia," ujarnya.

Gus Yahya tidak menyangkal jika ada pihak-pihak tertentu yang memanfaatkan PBNU untuk kepentingan pribadi hingga kepentingan politik. "Mari kita gunakan cara berpikir Gus Dur dengan mengutamakan kepentingan bangsa. Beliau tidak pernah peduli dengan kepentingan sendiri atau kelompok," kata Gus Yahya menegaskan.

Namun, ia menegaskan tidak berprasangka negatif terhadap berbagai macam kepentingan itu, karena bagi dia hal yang wajar. "Setiap orang punya kepentingan, tetapi bagaimana saya ajak untuk mengejar kepentingan masing-masing melalui cara untuk membawa maslahat untuk semua orang," jelas Gus Yahya.

Menurutnya, yang perlu dilakukan adalah mencari cara agar berbagai kepentingan itu dapat terlayani dan di sisi lain, kemuliaan yang di cita-citakan tercapai dan terlayani dengan baik. Gus Yahya menyebut salah satu alasannya maju sebagai ketua umum PBNU untuk menghidupkan kembali idealisme, visi, dan cita-cita KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

"Alasan mencalonkan sebagai ketua umum PBNU merupakan momentum sangat tepat untuk menghadirkan kembali Gus Dur," ungkapnya.

Kata dia, idealisme, visi dan cita-cita Gus Dur masih relevan sampai sekarang. Secara sosiologis dia melihat hal itu masih akan relevan hingga puluhan tahun akan datang. 

Muktamar ke 34 Nahdlatul Ulama dijadwalkan pada 22-23 Desember 2021 di Lampung. Dua kandidat yang diperkirakan berkompetisi yakni Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya dan Ketua Umum PBNU saat ini KH Said Aqil Siroj.

Muktamar NU diperkirakan diikuti  2.295 peserta berasal dari 34 PWNU (102 orang), 521 PCNU (1.563 orang), 31 PCINU (93 orang), 14 badan otonom (42 orang), dan 18 lembaga (54 orang) di tingkat pusat. Selain itu, ditambah pula utusan PBNU dari unsur syuriyah (32 orang), mustasyar (15 orang), a'wan (20 orang), dan tanfidziyah (38 orang) ditambah jumlah panitia sebanyak 336 orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement