Kamis 16 Dec 2021 17:09 WIB

Masterclass on Defending, Cara Shin Tae-yong Buat Timnas Vietnam Frustrasi

Dengan skema permainan ultradefensive, Indonesia menahan Vietnam pada laga Piala AFF.

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong. Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam 0-0 pada laga Grup B Piala AFF, Rabbu (15/12) lewat skema permainan bertahan ala Shin Tae-yong.
Foto: Dok PSSI
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong. Indonesia berhasil menahan imbang Vietnam 0-0 pada laga Grup B Piala AFF, Rabbu (15/12) lewat skema permainan bertahan ala Shin Tae-yong.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Hartifiany Praisra, Afrizal Rosikhul Ilmi

"Shin Tae-yong are really masterclass on defending. It could be a template gameplay for the others team when they against Vietnam."

Baca Juga

Begitulah pujian komentator siaran langsung berbahasa Inggris untuk Shin Tae-yong seusai laga Grup B Piala AFF 2022 antara Indonesia versus Vietnam, pada Rabu (15/12) malam. Pada laga itu, timnas Indonesia berhasil menahan gempuran bertubi-tubi Vietnam lewat skema permainan bertahan yang solid selama 90 menit.

Di atas kertas, Evan Dimas cs jelas secara kelas berada di bawah timnas Vietnam yang dilatih oleh Park Hang-seo. Bahkan sebelum laga, Shin harus dipusingkan oleh tidak bisa Elkan Baggott memperkuat lini pertahanan yang 'mendadak' diminta menjalani karantina oleh otoritas Singapura.

Namun, laga Indonesia vs Vietnam semalam membuktikan bahwa Shin Tae-yong adalah pelatih berkelas master, khususnya saat menerapkan skema taktik ultradefensive. Tanpa Elkan, barisan pertahanan skuat Garuda tetap bisa kokoh sepanjang laga hingga memaksakan skor akhir 0-0.

Dalam keterangan pers seusai laga, Shin mengakui sengaja membuat formasi bertahan 5-4-1 untuk timnya melawan Vietnam. Sejak awal, Indonesia bahkan memainkan formasi tiga bek sejajar yakni, Alfeandra Dewangga, Fachruddin Ariyanto dan Rizky Ridho.

Tiga bek sejajar di atas kemudian dilapis oleh Asnawi Mangkualam di kanan dan Pratama Arhan di kiri yang berfungsi sebagai fullback, namun diminta oleh Shin untuk lebih banyak membantu pertahanan daripada maju menyerang.

"Memang kami menggunakan tiga bek tengah dengan sengaja, karena dua pemain Vietnam sangat bagus dalam pergerakan mereka," kata Shin usai laga.

Dua pemain Vietnam yang dimaksud Shin adalah pemain nomor punggung 10, Nguyen Chong Phuong dan nomor 19, Nguyen Quang Hai. Shin mengakui, permasalahan Elkan Baggott membuatnya mengubah formasi tim.

Formasi 5-4-1 dengan tiga bek tengah tidak pernah diterapkan oleh Shin Tae-yong pada dua laga awal Frup B. Pada saat menang 4-2 melawan Kamboja, dia memasang dua bek tengah yaitu Ryuji Utomo dan Alfeandra Dewangga untuk formasi empat pemain bertahan.

Lalu ketika membantai 5-1 melawan Laos, formasi yang sama digunakan pelatih asal Korea Selatan ini. Dua bek tengah yang dipasang adalah Dewangga dan Rizky Ridho. Elkan masuk pada babak kedua pada laga melawan Laos.

 

 

 

Kembali ke laga kontra Vietnam, pilihan Shin mencadangkan kapten Evan Dimas juga bagian dari strateginya untuk bertahan total. Bahkan empat gelandang yang dimainkan pada babak pertama, yakni Witan Sulaeman, Riki Kambuaya, Muhammad Irianto, dan Irfan Jaya juga 'dipaksa' untuk membantu pertahanan. Di depan, Shin menyisakan Ezra Walian sebagai satu-satunya pemain depan.

Setelah turun minum, baru Evan Dimas dimasukkan menggantikan Irianto dengan tujuan untuk menambah variasi permainan lantaran selama 45 menit pertama Vietnam menggempur habis lini pertahanan Indonesia. Ada dua pemain yang akhirnya juga harus diganti seusai 'mati-matian' membantu pertahanan yakni, Witan Sulaeman dan Asnawi Mangkualam.

Frustrasinya Park Hang-seo menembus pertahanan grendel skuat Garuda bisa tercermin dari statistik laga. Sebanyak 21 tembakan dilepaskan para pemain Vietnam, namun hanya satu yang bisa mengarah ke gawang. Vietnam tak mampu sekalipun menjebol gawang Indonesia meski mendominasi hampir 70 persen penguasaan bola.

"Jadi sebelum bertanding saya mengatakan pada tim bahwa kalau kita tidak menang, paling tidak imbang, dapat satu poin," kata Shin seusai laga.

Shin Tae-yong mengaku bangga atas kerja keras timnya pada laga melawan Vietnam. Terlebih, dalam Piala AFF tahun ini Indonesia menurunkan skuad muda dengan rata-rata usia pemain 23,7 tahun.

"Tim kami ini dibangun dari pemain muda. Sejak saya mengambi alih tugas pelatih timnas pada 2019. tugas pertama saya adalah mempersiapkan tim Piala Dunia U-20 2020," kata Shin usai laga.

Sayangnya, gelaran Piala Dunia U-20 ini harus diundur yang membuat skuad yang dia bangun tidak bisa bermain di ajang tersebut karena pertambahan usia mereka. Untuk itu, sebanyak tujuh pemain dari skuad tersebut pun bergabung dengan skuad timnas untuk bermain di ajang Piala AFF 2020.

"Ketika saya mempersiapkan tim U-20 itu, enam-tujuh pemain bermain baik dan kami bawa ke skuad ini. Saya bangga pada mereka," kata Shin.

In Picture: Timnas Indonesia Tahan Imbang Vietnam tanpa Gol

photo
Pesepak bola Timnas Indonesia Pratama Arhan (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Timnas Vietnam Que Ngoc Hai (kiri) dalam pertandingan grup B Piala AFF 2020 di Stadion Bishan, Singapura, Rabu (15/12/2021). Pertandingan ini berakhir imbang tanpa gol. - (Antara//Humas PSSI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement