Kamis 16 Dec 2021 16:54 WIB

Kepuasan Publik Atas Kinerja Presiden Capai 80,3 Persen

Kepuasan publik tidak lepas dari keberhasilan pemerintah mengatasi pandemi Covid-19.

Rep: Antara, Febrianto Adi Saputro, Rizky Suryarandika/ Red: Ratna Puspita
Survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 80,3 persen. (Foto: Presiden Joko Widodo atau Jokowi)
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 80,3 persen. (Foto: Presiden Joko Widodo atau Jokowi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan oleh Voxpopuli Research Center menunjukkan tingkat kepuasan publik atas kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencapai 80,3 persen. Ini tidak lepas dari keberhasilan pemerintah mengatasi pandemi yang juga diakui oleh dunia.

Selain itu, pada saat bersamaan, posisi Indonesia juga semakin diakui dunia dengan memimpin presidensi G20 pada 2022 dan berlanjut sebagai ketua ASEAN pada 2023. "Dua faktor tersebut memberi dampak pada tingkat kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi," ujar Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (16/12).

Baca Juga

Menurut Achmad, masyarakat melihat Jokowi sungguh-sungguh dalam menangani pandemi serta dampak sosial dan ekonomi. Harus diakui, pandemi memberikan pukulan keras terhadap perekonomian, termasuk usaha kecil menengah dan sektor informal.

Jika berkaca pada gelombang pertama dan kedua, tingkat kepuasan publik berada pada titik terendah, tetapi tetap bertahan pada 60 persen atau kurang. Seiring dengan upaya penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, kepuasan mulai bergerak naik.

"Faktor kepemimpinan Jokowi dalam kancah global memberi dorongan lebih besar lagi atas naiknya tingkat kepuasan publik," kata Achmad.

Selama ini, Jokowi lebih fokus pada kebijakan dalam negeri dengan gencarnya pembangunan infrastruktur. Hadirnya Jokowi dalam KTT G20 dan konferensi perubahan iklim COP26 menunjukkan upaya serius pemerintah untuk diperhitungkan dalam tataran global.

Ia mengatakan, publik akan melihat sejauh mana kiprah Jokowi dalam memimpin presidensi G20 yang masih dalam situasi pandemi dan ancaman varian-varian baru. Demikian juga dengan meningkatnya ketegangan di tingkat kawasan yang dikhawatirkan mengarah pada perlombaan senjata.

"Pemerintah harus terus mempertahankan pemulihan ekonomi hingga berakhirnya pandemi dan memastikan peran global Indonesia," kata dia.

Baca Juga:

Di sisi lain, masih dari survei yang sama, terdapat 17,2 persen masyarakat yang menyatakan ketidakpuasan dan sisanya tidak tahu/tidak menjawab 2,5 persen atas kinerja Presiden. Survei Voxpopuli Research Center dilakukan pada 1 hingga 10 Desember 2021 terhadap 1.200 responden yang dipilih secara acak bertingkat. 

Para responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Margin of error survei sekitar 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasil survei Voxpopuli Research Center bukan satu-satunya yang menunjukkan kepuasan terhadap kinerja presiden. Pada bulan ini, setidaknya ada dua survei lain yang menunjukkan hal serupa.

Pada 5 Desember 2021, Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional terbaru bertajuk 'Kinerja Presiden, Penanganan Covid-19,Pemulihan Ekonomi Pasca-Pandemi dan Peta Elektoral Terkini'. Dari hasil tersebut diketahui mayoritas responden puas terhadap kinerja Presiden Jokowi.

"Kinerja presiden total ada sekitar 72 persen yang sangat puas atau cukup puas terhadap kinerja presiden Jokowi," kata Burhanudin secara daring, Ahad (5/12).

Baca Juga: Survei: Masyarakat Jateng & Yogya Puas dengan Kinerja Jokowi 

Burhanudin mengatakan, tren tingkat kepercayaan responden terhadap kinerja Jokowi mengalami kenaikan. Pada Juli 2021, tingkat angka kepuasan responden terhadap kinerja Jokowi di angka 59 persen. 

Pada September tahun yang sama naik menjadi 63 persen. "Approval rating sekarang adalah kenaikan paling tinggi sealam pandemi dua tahun terakhir," ujarnya.

Burhanudin mengatakan, ada dua faktor utama yang menyebabkan tren kepuasan kinerja presiden meningkat. Pertama adalah kepuasan terhadap ekonomi yang meningkat, yang kedua adalah penanganan Covid-19. 

"Dua bidang ini yang menyumbang kepuasan kinerja Presiden meningkat," katanya.

"Tentu ada beberapa pejabat yang turut membantu Presiden misalnya Menko Perekonomian Pak Airlangga, Pak Luhut yang tentu saja berjibaku dalam pemulihan ekonomi dan penanganan Covid-19. Tapi, overall itu yang menyebabkan kepuasan terhadap Presiden meningkat yaitu perbaikan persepsi di bidang ekonomi dan covid," ujarnya.

Survei yang dilakukan oleh Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) juga menemukan bahwa kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah masih lebih tinggi dibandingkan ketidakpuasannya. Hasil survei menemukan kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah mencapai 44,3 persen atau lebih tinggi dari ketidakpuasan publik terhadap kinerja pemerintah mencapai 41 persen. 

Angka ini lebih baik dibandingkan survei CISa pada September 2021. Yakni, terdapat 47,17 persen responden yang menyatakan ketidakpuasannya terhadap pemerintahan Jokowi dan 38,58 persen menyatakan cukup puas. 

Baca Juga: SMRC: Jokowi Dinilai Mampu Bawa Indonesia Keluar dari Krisis 

Direktur Eksekutif CISA Herry Mendrofa menyampaikan, penilaian publik ini muncul dari aspek efektivitas, efisiensi, implementasi, implikasi, dan produktivitas. Herry menjelaskan, kepuasan publik terhadap kinerja Pemerintah terjadi di beberapa sektor, yakni infrastruktur dan kewilayahan; birokrasi; pertanian; pariwisata dan ekonomi kreatif; dan 6,08 persen kesejahteraan sosial.

Sektor yang dianggap belum optimal dikerjakan pemerintah, yakni antikorupsi, tenaga kerja, BUMN, kelautan dan perikanan, serta perekonomian dan investasi.

Selain itu, pada 12 Desember 2021, survei yang dilakukan oleh Indonesia Network Election Survei (INES) menunjukkan harapan sebanyak 89,3 persen ingin agar presiden terpilih pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang bisa meneruskan program Jokowi.

Saat ini, pemerintah yang dipimpin Jokowi mendapatkan tantangan baru dalam hal penanganan pandemi Covid-19, yakni adanya kasus pertama virus corona (SARS-CoV-2) varian omicron. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, masyarakat agar tak panik terhadap munculnya varian omicron di Indonesia. 

Namun, ia meminta agar masyarakat juga meningkatkan kewaspadaannya sehingga tak terpapar oleh varian ini. Menurut dia, adanya varian omicron di Indonesia ini memang tak terelakkan karena karakter penularannya yang sangat cepat.

"Waspada penting. Tapi jangan perkembangan ini membuat kita panik," kata Jokowi saat konferensi pers yang disiarkan melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (16/12).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement