Rabu 08 Dec 2021 20:47 WIB

DHL Global Forwarding Kirimkan Vaksin ke 20 Provinsi

DHL Global Forwarding mengatur penerbangan carter untuk melakukan distribusi vaksin.

Sebuah botol dengan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 untuk anak-anak berusia lima hingga 12 tahun. (Ilustrasi)
Foto: AP/Mary Altaffer
Sebuah botol dengan vaksin Pfizer-BioNTech Covid-19 untuk anak-anak berusia lima hingga 12 tahun. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia, rumah bagi setidaknya 270 juta orang yang tersebar di lebih dari 6.000 pulau, menghadapi tantangan logistik untuk memastikan vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dapat dikirimkan secara aman dan tepat waktu hingga ke daerah terpencil. 

DHL Global Forwarding, spesialis jasa pengiriman kargo dari Deutsche Post DHL Group, turut terlibat dalam menjalankan lebih dari 17  penerbangan carter menuju 24 lokasi yang belum terjangkau penerbangan umum karena tidak beroperasi atau kapasitas yang tidak mencukupi.

“Dikarenakan Covid-19, perjalanan domestik menurun secara signifikan dan menyebabkan pembatalan atau penangguhan penerbangan penumpang. Minimnya ruang angkut membutuhkan solusi," ujar Vincent Yong, President Director, DHL Global Forwarding Indonesia, dalam keterangannya yang diterima Republika, Rabu (8/12). 

"Melalui kerja sama dengan maskapai penerbangan dan mitra pengiriman jarak jauh kami, DHL Global Forwarding berkoordinasi dengan Pfizer serta didukung oleh pemerintah Indonesia, mengatur penerbangan carter yang diperlukan untuk memastikan kargo berharga tersebut dikirimkan dengan tepat agar tetap menjaga integritas cold chain,” imbuhnya.

Sulitnya pengiriman vaksin ke wilayah terpencil, kata dia, disebabkan oleh berkurangnya kapasitas angkutan udara yang tersedia. Ini pun akibat menurunnya lalu lintas penumpang pada tahun lalu. Karenanya, DHL Global Forwarding ikut serta dalam mengatur penerbangan carter memastikan persetujuan peraturan yang diperlukan untuk melakukan distribusi vaksin ke berbagai lokasi.

“Pesawat memiliki batasan jumlah es kering (dry ice) yang dapat dibawa. Hal tersebut merupakan gabungan dari desain berbagai jenis pesawat, pedoman pabrik, serta persetujuan peraturan. DHL menghargai dukungan dan bantuan dari Kementerian Kesehatan, BPOM dan Bea Cukai dalam memperlancar pengiriman vaksin ini ke berbagai provinsi,” ungkap Yong. 

Dikatakan Yong, untuk memindahkan vaksin yang dikemas dengan es kering, memerlukan perencanaan yang sangat terperinci. Mulai dari menyediakan kendaraan berstandar tinggi yang memenuhi persyaratan distribusi vaksin hingga memastikan protokol keselamatan dan keamanan tersedia untuk menjamin kelancaran proses pengiriman vaksin dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Menurutnya, salah satu tantangan utama yang dihadapi dalam pengiriman vaksin Covid-19 adalah persyaratan suhu yang ketat. Vaksin dikirim dalam kemasan pengiriman termal yang dirancang secara khusus serta disesuaikan oleh Pfizer. 

Kata dia, setiap pengiriman dikemas dengan es kering untuk mengatur suhu dan memungkinkan penggunaan vaksin di lokasi yang tidak memiliki infrastruktur fisik untuk mempertahankan suhu yang diperlukan. Pelacak suhu yang dilengkapi dengan teknologi GPS canggih, juga dikemas dalam setiap kotak pengiriman termal untuk memberikan visibilitas penuh sepanjang perjalanan pengiriman.

“DHL telah mengirimkan lebih dari 1,5 miliar dosis vaksin Covid-19 ke 168 negara dengan aman, memainkan peranan kunci dalam peluncuran vaksinasi global. Sekitar 10 miliar dosis vaksin akan dibutuhkan di seluruh dunia pada akhir 2021 untuk mencapai tingkat imunisasi tertinggi,” kata Thomas Tieber, CEO, DHL Global Forwarding South East Asia. 

Menurutnya, penting untuk memastikan bahwa sebanyak mungkin orang memiliki akses terhadap vaksin. "Kami beruntung karena memiliki jaringan serta ahli perawatan kesehatan yang dibutuhkan, maka dari itu kami akan terus berkontribusi dan membantu membawa perubahan bagi masyarakat di wilayah kami beroperasi,” katanya.

Jaringan global DHL berdedikasi menggerakkan lebih dari 9.000 ilmuwan dan ahli pelayanan kesehatan. Sehingga, organisasi farmasi, perangkat medis, uji klinis dan penelitian, grosir dan distributor, serta rumah sakit dan seluruh rantai penyedia layanan kesehatan terhubung di seluruh rantai nilai. 

"Dan juga melalui digitalisasi, DHL memastikan setiap langkah yang dilakukan mulai dari uji klinis hingga sampai di titik perawatan terjamin," ucapnya.

Portofolio DHL untuk industri perawatan kesehatan mencakup 150+ apoteker, 20+ tempat uji klinis, 100+ kantor bersertifikat, 160+ gudang berkualifikasi Goods Distribution Practice, 15+ lokasi bersertifikat GMP, 135+ lokasi medis ekspres, serta jaringan ekspres internasional yang tepat waktu dan telah menjangkau lebih dari 220 negara dan wilayah.

Dalam skala global, penyedia logistik ditantang agar mampu membangun rantai pasokan medis dengan cepat untuk mengirimkan vaksin dengan jumlah lebih dari 10 miliar dosis ke seluruh dunia. Hal ini juga mencakup wilayah dengan infrastruktur logistik yang belum memadai, di mana setidaknya terdapat 3 miliar orang bermukim. 

Untuk menyediakan cakupan global selama dua tahun ke depan, DHL memperkirakan dalam whitepaper logistik vaksin 2020 miliknya, bahwa akan diperlukan hingga 200 ribu palet pengiriman dan 15 juta kotak pendingin serta 15 ribu penerbangan dalam berbagai pengaturan rantai pasokan. 

Dalam whitepaper “Revisiting Pandemic Resilience” yang diluncurkan tahun ini, DHL juga memperkirakan bahwa mulai tahun 2022 dan seterusnya, 7-9 miliar dosis vaksin diperlukan setiap tahunnya untuk menjaga tingkat infeksi tetap rendah dan memperlambat laju mutasi virus.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement