Senin 15 Nov 2021 17:15 WIB

Cuaca Ekstrem dan Petir di Balik Kebakaran Kilang Cilacap

PDIP desak Pertamina dan BUMN investigasi mendalam kebakaran kilang Cilacap. 

Kobaran api disertai kepulan asap terlihat dari tangki 36 T 102 yang terbakar di Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jawa Tengah, Ahad (14/11/2021). Upaya pemadaman masih terus dilakukan dengan melakukan penyemprotan untuk mengisolir tangki yang terbakar agar api tidak merambat ke tangki yang lain.
Foto:

Fraksi PDI Perjuangan DPR RI menduga terbakarnya kilang minyak di Cilacap tidak hanya disebabkan oleh petir. Anggota Fraksi PDIP, Adian Napitupulu, menduga peristiwa kebakaran Sabtu malam lalu disebabkan oleh penyebab lain.

"Karena terjadi berkali-kali, kita melihat jangan-jangan tidak cuma karena faktor alam, mungkin tidak terbuka faktor-faktor yang lain, misalnya human error," kata Adian.

Adian mengatakan pengamanan di setiap kilang minyak harus dilakukan secara ketat. Bahkan ia menilai kilang minyak seharusnya masuk ke dalam kategori obyek vital negara.

"Pengamanannya itu harus luar biasa. Mengamankan dari sabotase, mengamankan dari bencana alam dan sebagainya. Nah kalau kembali pada pertanyaan tadi, apakah pasti petir? Belum tentu. Ada kemungkinan lain? Bisa saja," ujarnya.

Adian menambahkan, perlu ada investigasi lebih lanjut untuk membuktikan adanya human error. Investigasi tersebut diilai perlu dilakukan untuk menghindari berbagai spekulasi liar di masyarakat terkait peristiwa tersebut, misalnya seperti dugaan sabotase, dan lain-lain.

Karena itu, Fraksi PDIP mendesak Pertamina dan Kementerian BUMN untuk bertindak tegas atas peristiwa tersebut. "Apakah Pertamina dan Kementerian BUMN ini melihat peristiwa ini sepele atau tidak sepele akan kita lihat nanti di keberanian mereka untuk mengambil tindakan tegas terhadap orang yang terkait. Berani tidak mereka melakukan itu," tegasnya. 

Selain itu, dirinya juga tak menutup kemungkinan DPR untuk membentuk panja atau pansus jika memang diperlukan. Namun pihaknya masih akan menunggu hasil investigasi yang dilakukan pihak terkait.

"Ini menjadi langkah kita menyusul kalau sudah melakukan investigasi, memanggil semua pihak, dan mendengarnya secara langsung. Artinya, panja atau pansus ini memungkinkan dibuat jika sudah ada landasan yang jelas," tuturnya. 

Sementara itu Kapoksi Komisi VII Fraksi PDIP, Dony Maryadi Oekon, meminta semua pihak untuk tidak cepat mengambil kesimpulan bahwa penyebab kilang minyak terbakar karena petir.  Menurutnya harus ada pihak yang bertanggung jawab jika ditemukan ada kecerobohan di lapangan. 

"Setiap tahun petir selalu ada kok, ini harus jelas karena apa. Ya mungkin petir yang membuatnya, tapi kalau ada kecerobohan di lapangan maka harus ada yang bertanggungjawab soal ini. Jujur fraksi PDIP mengatakan harus ada yang bertanggung jawab terkait kejadian ini," ungkapnya. 

Kebakaran kembali melanda Kilang Pertamina di Cilacap, Jateng, pada Sabtu (13/11). Kebakaran terjadi sekitar pukul 19.00 WIB, atau petang hari waktu setempat. Upaya pemadaman api baru dapat dilakukan total selama 12 jam setelah kejadian. 

Insiden kebakaran tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, maupun pengungsian. Sedangkan kerugian materil, dipastikan ada, namun tim kepolisian belum mendapatkan informasi detail total kerugian dari insiden kebakaran tersebut.

Sepanjang 26 tahun terakhir dari 1995 hingga 2021, insiden kebakaran kilang minyak di Cilacap telah terjadi sebanyak tujuh kali. Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi dan investigasi terkait insiden kebakaran tersebut.

Dia memastikan pasokan bahan bakar minyak maupun Elpiji masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, sehingga masyarakat tidak perlu melakukan panic buying atau pembelian berlebihan.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement