Sabtu 13 Nov 2021 13:31 WIB

'Ada Bohir untuk Fitnah Erick, Inginkan Kursi Menteri BUMN'

Wajah oknum yang menginginkan kursi menteri BUMN semakin memperlihatkan permainannya.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Mas Alamil Huda
Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (21/10).
Foto: Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Pres
Menteri BUMN Erick Thohir mendampingi Presiden Jokowi dalam peresmian pabrik biodiesel di Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan, Kamis (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Nasdem Irma suryani Chaniago menanggapi soal beberapa isu negatif yang menerpa Menteri BUMN Erick Thohir. Hal itu mulai dari fitnah soal terlibat dalam bisnis PCR, permintaan pada presiden agar Erick di-reshuffle, dan terbaru soal gerombolan orang tak dikenal yang menggunakan nama "kawan Erick Thohir" demo mendatangi KPK.

Mantan juru bicara Jokowi-Ma'ruf ini mengatakan, wajah oknum yang menginginkan kursi menteri BUMN semakin memperlihatkan permainannya dari serangkaian fitnah terhadap Erick tersebut. Namun, menurutnya, tuntutan yang mereka sampaikan adalah urusan yang sama sekali tidak ada kaitan dengan tupoksi sang menteri, yakni BUMN.

"Menurut saya makin jelas terlihat ada bohir di belakang fitnah-fitnah yang kian terang benderang menyerang sosok Erick. Ingin kursinya, karena Erick tidak bisa diajak kongkalingkong, tetapi parahnya framing yang digunakan tidak by data dan sangat absurd," kata Irma, dalam keterangan yang diterima Republika.co.id, Sabtu (13/11).

Mantan anggota DPR RI periode 2014-2019 ini mengatakan, ada orang yang mengincar posisi Erick dan ingin merusak kepercayaan presiden pada pembantu presiden yang bekerja dengan baik. Padahal, kata dia, Erick sudah bekerja keras atas amanah presiden untuk mencari vaksin di luar negeri dan mendorong obat murah untuk terapi Covid-19.

Karena itu, ia menilai, permintaan agar Erick di-reshuffle terlihat tidak cerdas. Apalagi, menurutnya, yang meminta reshuffle hanya oknum yang bermodal kritik tetapi tidak memiliki kinerja konstruktif apapun untuk bangsa, kecuali pernah ikut meramaikan dukungan pada Joko Widodo saat Pilpres.

"Belum ada menteri yang melaporkan tindak pidana korupsi perusahaan di bawah tanggung jawabnya, dan itu dilakukan Erick sebagai komitmen beliau pada perbaikan BUMN agar tidak merugi meskipun belum untung (khusus BUMN yang memang sifatnya nirlaba)," katanya.

Irma menambahkan, sosok Erick sendiri memiliki jasa saat Pilpres 2019, karena ia adalah ketua tim pemenangan Jokowi-Ma'ruf. Erick sendiri berupaya untuk memperbaiki BUMN. Namun, menurutnya, memperbaiki BUMN tidak bisa seperti membalikkan telapak tangan, karena apa yang disebut Irma 'banyak mafianya'.

Kendati begitu, ia menilai, Erick memulai langkah demi langkah untuk memperbaiki BUMN dan menginginkan BUMN tidak lagi mendapatkan anggaran dari APBN dan bisa mandiri. "Semakin tinggi pohon pasti semakin besar angin yang menerpa. Dia adalah calon pemimpin masa depan, dan beliau salah satu orang yang sejalan dengan pemikiran presiden dalam kinerja," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement