Adapun indikator tingkat kemiskinan selama periode September 2020-Maret 2021 dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti :
1. Perekonomian yang cenderung semakin membaik dibandingkan dengan kondisi saat awal Pandemi Covid-19 berdampak pada perubahan perilaku serta aktivitas ekonomi penduduk yang mendorong terjadinya penurunan angka kemiskinan;
2. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Babel, rata-rata pengeluaran penduduk desil pertama (kelompok 10 persen ke bawah) di daerah perkotaan mengalami peningkatan pada periode September 2020-Maret 2021 yaitu sebesar Rp 708.552.
3. Distribusi pengeluaran pada 40 persen penduduk terbawah dan 20 persen penduduk teratas baik di daerah perkotaan maupun perdesaan mengalami kenaikan. Kenaikan distribusi pengeluaran untuk kelompok 40 persen penduduk terbawah di daerah perdesaan sebesar 1,40 persen;
4. Kondisi perekonomian Babel pada kuartal I 2021 tumbuh jika dibandingkan kondisi kuartal III-2020. Pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 terhadap kuartal III-2020 tumbuh sebesar 0,85 persen;
5. Berdasarkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Babel, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2021 sebesar 5,04 persen, naik 1,69 poin persen dibanding TPT pada Februari 2020 sebesar 3,35 persen. Penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 sebanyak 70.473 orang atau 6,33 persen.