Ahad 28 Apr 2024 23:59 WIB

Geopolitik Memanas dan Suku Bunga Acuan BI Naik, BRI Yogya: Kita Masih Harus Tumbuh

Kinerja perbankan khususnya di wilayah BRI Yogyakarta akan terus meningkat

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).
Foto: BRI
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Kinerja Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta masih mengalami pertumbuhan meski situasi geopolitik memanas dan suku bunga Bank Indonesia (BI) naik. Regional CEO Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta, John Sarjono bahkan menyebut di 2024 ini kinerja perbankan ditargetkan masih harus tumbuh. 

Situasi geopolitik saat ini tengah memanas dengan adanya perang antara Iran dan Israel. Sedangkan, BI juga telah menaikkan suku bunga acuan BI sebesar 25 basis poin menjadi 6,25 persen, dan menaikkan suku bunga deposit facility sebesar 25 basis poin menjadi 5,5 persen, serta bunga lending facility sebesar 25 basis poin menjadi 7 persen. 

“2024 kita masih harus tumbuh, kalau di awal tahun memang sebelum adanya gejala-gejala krisis geopolitik global ini, kita pinjaman masih harus tumbuh dua digit di atas 10 persen. Kemudian juga simpanan juga harus tumbuh di angka 13 persenan,” kata John kepada Republika, Ahad (28/4/2024) malam.  

Dikatakan John, pihaknya optimis kinerja perbankan khususnya di wilayah BRI Yogyakarta akan terus meningkat. Meski, pihaknya menganalisa secara menyeluruh dan mendetail terkait potensi bisnis, permasalahan, serta kondisi eksternal di wilayah kerja BRI khususnya BRI Yogyakarta. 

“Kita harus tetap optimis, tapi harus realistis juga di tengah situasi geopolitik yang sedang tidak kondusif. Perang Iran Israel yang memanas pasti akan berpengaruh. Kemarin Bank Indonesia sudah meningkatkan suku bunga acuan, pasti akan ada penyesuaian bunga pasar perbankan,” ucap John.

Disampaikan John, jika suku bunga perbankan naik maka akan meningkatkan risiko kredit karena kemampuan nasabah akan berkurang. Untuk itu, pihaknya harus menyikapi tantangan tersebut, salah satunya dengan lebih prudent dalam menyalurkan kredit. 

“Pilih segmennya yang masih bisa tumbuh, kemudian mencari nasabah yang punya track record atau performance yang istilah kami calon nasabah yang sudah punya transaksi dalam kurun waktu minimal enam bulan terakhir,” jelasnya. 

Selain itu, pihaknya juga terus mengembangkan simpanan berbasis transaksi dengan memperkuat alat-alat transaksi seperti QRIS. Dikatakan John bahwa saat ini pihaknya tengah aktif membuat payment ecosystem di berbagai nasabah di wilayah kerja BRI Yogyakarta, baik di DIY maupun di Jawa Tengah.   

“Jadi kita optimis (kinerja terus tumbuh), tapi realistis dalam arti tetap prudent karena pasti ada tantangan yang berbeda di tahun (2024) ini,” ungkapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement