REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) atau kubu Moeldoko, Darmizal, menjawab tudingan dari kubu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Salah satunya mengenai Moeldoko yang disebut pernah berusaha masuk ke struktur Demokrat di masa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Darmizal menyebut pernyataan dari kubu AHY hanya pepesan kosong. Sehingga ia memilih tak meresponnya secara serius. "Pernyataan itu sebaiknya dibuktikan," kata Darmizal dalam keterangan kepada Republika, Kamis (7/10).
Darmizal menganggap meladeni tuduhan dari kubu AHY hanya akan membuang tenaganya saja. Ia tak ambil pusing atas tuduhan tersebut. "Sesungguhnya Tuhan tidak suka dengan yang mubazir atau nirmanfaat, jadi biarkan saja," ujar Darmizal.
Darmizal justru menyindir kekuasaan SBY di Demokrat. Ia menganggap SBY tidak mau berbagi kekuasaan di Demokrat setelah menjegal Anas Urbaningrum di KLB.
Oleh karena itu, Darmizal heran dengan tuduhan dari kubu AHY. Ia sulit percaya bila Moeldoko pernah diisukan ingin masuk ke Demokrat karena sulit mengalahkan dominasi SBY.
"Tentu saat itu dengan kariernya yang cemerlang, bisa habis SBY jika Moeldoko masuk ke Partai Demokrat," ucap Darmizal.
Baca juga : Tanggapi Survei SMRC, Demokrat: AHY Bisa Do Something
Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat kubu AHY, Herzaky Mahendra Putra, menceritakan pada Mei 2015, Moeldoko dengan memakai seragam lengkap Panglima TNI, datang ke Cikeas.
Saat itu, SBY hendak bertolak ke Surabaya untuk menghadiri Kongres Partai Demokrat. Akan tetapi, apa yang disampaikan Moeldoko ternyata bukan hal sepenting yang diduga.
Setelah pensiun dari TNI, Moeldoko disebut Herzaky kembali datang ke Cikeas. Kali ini, Moeldoko meminta jabatan tinggi di kepengurusan Partai Demokrat. Namun permintaan itu ditolak SBY.